Hari Patriotik Gorontalo

Spek 2 Tank Milik TNI AD yang Mengapit Patung Nani Wartabone di Taruna Remaja Gorontalo

Meski tank ini tak pernah digunakan berjuang mengusir penjajah, namun kehadirannya di Gorontalo menjadi sarana edukasi untuk warganya. 

|
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo/WawanAkuba
Monumen Tilongolo Nani Wartabone di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Dua tank lapis baja tampak mengapit patung Nani Wartabone di Lapangan Taruna Remaja, Kota Gorontalo. 

Kehadiran tank ini menambah nilai sejarah perjuangan perlawanan terhadap penjajah di Indonesia. 

Meski tank ini tak pernah digunakan berjuang mengusir penjajah, namun kehadirannya di Gorontalo menjadi sarana edukasi untuk warganya. 

Sudah 5 tahun tank-tank tersebut majeng di Taruna Remaja Kota Gorontalo.

Kehadiran 2 tank ini diresmikan oleh Jenderal TNI Mulyono yang saat itu menjabat Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD), Rabu (12/9/2018) sekaligus menamai kawasannya sebagai Monumen Tilongolo Nani Wartabone.

Tilongolo adalah bahasa Gorontalo, artinya dalam bahasa Indonesia adalah “Senjata”. 

Monumen Tilongolo Nani Wartabone diartikan secara lengkap adalah Monumen Senjata Nani Wartabone.

Berikut spek 2 tank yang kini jadi objek berswafoto masyarakat Gorontalo tersebut. 

1. Panser AMX-13 APC

2024-01-22_Panser AMX-13 APC
Panser AMX-13 APC merupakan produksi prancis tahun tahun 1952. Tank APC kelas ringan ini memiliki berat 15 ton dan mampu mengangkut 3 orang plus 10 personil. Beberapa jasa AMX-13 di antaranya pernah digunakan untuk penumpasan DI/TII tahun 1962, penumpasan G30S/PKI tahun 1965 dan operasi Seroja tahun 1975. FOTO: Wawan Akuba

AMX-13 adalah tank ringan buatan Prancis yang diproduksi tahun 1953 sampai tahun 1985. Tank ini digunakan dalam Angkatan Darat Prancis sebagai Char 13T-75 modele 51 dan diekspor ke lebih dari 26 negara lainnya.

AMX-13 dilengkapi dengan turret berosilasi yang dibuat oleh GIAT Industries (sekarang Nexter) dengan magasin tipe revolver. Diperkirakan bahwa total produksi dari keluarga AMX-13 sekitar 7.700 dan 3.400 di antaranya diekspor.

AMX-13 dilengkapi dengan turret yang bisa berputar menghadap ke berbagai arah kiri kanan dibuat oleh GIAT Industries (sekarang Nexter) dengan jenis revolver magazine, yang juga digunakan pada SK-105 Kürassier Austria .

Termasuk dengan prototipe dan versi ekspor, ada lebih dari seratus varian termasuk pula meriam gerak sendiri (self-propelled), sistem anti-pesawat, APC, dan versi ATGM.

Tank ini dirancang di Atelier de Construction d'Issy-les-Moulineaux (AMX) pada tahun 1948 untuk memenuhi permintaan kendaraan udara portabel untuk mendukung pasukan terjun payung. Prototipe pertama dilakukan dari 1950. 

Sasis yang kompak dan memiliki suspensi batang torsi dengan lima roda dan dua rol, mesin beberada di sisi kanan tank, dengan pengemudi di sebelah kiri. Turret diatur ke belakang kendaraan dan menahan komandan dan penembak.

Meriam 75 mm diisi oleh sistem pengisian otomatis dipasok oleh dua magazine enam putaran yang terletak di di kedua sisi dari loader otomatis dalam turret ini.

12 round yang tersedia di drum magazine supaya para awak bisa menyerang target dengan cepat, Setelah tembakan dimuntahkan, kendaraan harus mundur untuk berlindung dan para aload keranggisi kembali dari luar kendaraan.

Produksi dimulai di ARE (Atelier de Construction Roanne) pada tahun 1953, dan tank pertama diserahkan pada tahun berikutnya.

Pada tahun 1964, produksi dipindahkan ke Creusot-Loire di Chalon-sur-Saône, karena ARE beralih ke produksi AMX 30 MBT, dan jumlah yang dihasilkan menurun secara signifikan.

Dari tahun 1966, meriam 75mm berkecepatan tinggi diganti dengan meriam 90 mm kecepatan sedang (AMX-13/90) yang menembakkan amunisi secara lebih efektif, dengan peningkatan semua model dasar yang ada untuk spesifikasi ini oleh Prancis.

Pada awal 1970-an, tersedia varian ekspor bahkan dengan meriam 105 mm yang lebih kuat. Meskipun banyak varian pada turret, sasis dasar Tank ini hampir tidak berubah sampai tahun 1985, ketika diperkenalkan perubahan termasuk mesin diesel yang baru, transmisi otomatis penuh dan suspensi hydropneumatic baru.

Produksi dihentikan dengan Model 1985. Dukungan dan upgrade setelah penjualan masih ditawarkan melalui GIAT Industries (sekarang Nexter).

AMX-13 tank telah dihapus dari dinas Angkatan Darat Prancis pada 1980an. Kendaraan lapis baja Prancis dengan peran serupa setelah itu adalah ERC 90 Sagaie dan AMX 10 RC.

2. FV601 Saladin

2024-01-22_Tank FV601 Saladin
Tank FV601 Saladin merupakan tank produksi Alvis, Inggris tahun 1954 dan sudah berjasa untuk berbagai operasi di Indonesia seperti penumpasan G30S/PKI, perebutan Timor-Timur dan pengamanan rusuh Jakarta 1998. Tank dengan konfigurasi 6×6 ini memilik berat 11.600 kg, panjang 4,93 meter, lebar 2,54 meter dan tinggi 3 meter. FOTO: Wawan Akuba

FV601 Saladin adalah mobil lapis baja roda enam yang dikembangkan oleh Crossley Motors dan kemudian diproduksi oleh Alvis.

Dirancang pada tahun 1954, Saladin menggantikan AEC Armored Car dalam Angkatan Darat Inggris mulai tahun 1958.

Kendaraan ini berbobot 11 ton, memiliki kecepatan maksimum 72 km/jam, dan berawak tiga orang. Saladin terkenal dengan performa luar biasa di kondisi gurun pasir dan karenanya digemari sejumlah negara Timur Tengah.

Senjata utamanya adalah meriam beralur tekanan rendah 76 mm yang menggunakan amunisi yang sama dengan FV101 Scorpion.

Saladin juga memiliki varian pengangkut personel lapis baja, yaitu Alvis Saracen. Meski terbilang tua dan desainnya ketinggalan zaman, Saladin masih digunakan di sejumlah negara untuk peran pendukung.

Pasca Perang Dunia II, Angkatan Darat Inggris membutuhkan kendaraan lapis baja roda enam 6x6 baru untuk menggantikan AEC Armored Car yang sudah ketinggalan zaman.

Pengembangan dimulai pada tahun 1947 dan kontrak diberikan kepada Alvis Cars untuk membangun dua prototipe untuk uji coba.

Mobil lapis baja baru ini diberi nama FV601A dan dipersenjatai meriam Ordnance QF 2-pounder. Alvis juga mengusulkan varian pendukung tembakan yang jauh lebih berat dengan nama FV601B yang dilengkapi meriam tekanan rendah 76 mm baru.

Pengembangan FV601B dikerjakan subkontrak oleh Crossley Motors, yang merancang dan memproduksi enam model pra-produksi.

Setelah dimodifikasi lagi oleh Alvis, FV601C mulai diproduksi massal pada tahun 1958 dengan nama Alvis Saladin. Produksi FV601C dan variannya berlanjut di pabrik Alvis di Coventry hingga tahun 1972.

Varian khusus FV601D dikembangkan untuk penegakan hukum dan keamanan dalam negeri; model ini tidak memiliki senapan mesin koaksial dan memiliki lampu dan pelempar asap yang berbeda.

FV601D hanya diadopsi oleh Bundesgrenzschutz Jerman Federal, yang menyebutnya Geschützter Sonderwagen III.

Sebuah Saladin juga ditawarkan dengan kanon otomatis 30 mm RARDEN yang sama seperti yang ditemukan pada FV510 Warrior dan FV721 Fox, tetapi model ini tidak diminati oleh militer Inggris atau pelanggan ekspor lainnya.

Republik Federal Jerman adalah negara pertama yang menyatakan minatnya pada Saladin, khususnya FV601D.

Ketika produksi dimulai, pelanggan ekspor seperti Australia, Indonesia, dan Ghana juga memesan dalam jumlah besar. Pada akhir 1960-an, Angkatan Darat Inggris mulai memulangkan Saladin bekas sebagai bantuan militer untuk berbagai negara anggota Commonwealth.

Saladin sukses di pasar ekspor tetapi tidak sepopuler pesaing utamanya, Panhard AML-90 Prancis, yang jauh lebih berat dan lebih murah.

Saladin memiliki banyak komponen yang sama dengan pengangkut personel lapis baja Saracen, pengangkut beban mobilitas tinggi Stalwart, dan pemadam kebakaran Salamander. 

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved