Info Teknologi
Main Game Online Bisa Bikin Tuli? Ini Faktanya!
Hal ini diungkap penelitian terbaru yang menganalisis 14 studi dengan melibatkan hampir 54.000 orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia.
Penulis: Redaksi | Editor: Wawan Akuba
TRIBUNGORONTALO.COM -- Bagi para penggila game, kabar ini mungkin jadi peringatan keras. Ternyata, selain konser musik, hobi main game juga berisiko merusak pendengaran.
Hal ini diungkap penelitian terbaru yang menganalisis 14 studi dengan melibatkan hampir 54.000 orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia.
Penelitian menemukan, tingkat suara rata-rata saat bermain game sering kali mendekati atau bahkan melampaui batas paparan suara yang aman.
"Mereka yang rutin main game lebih mungkin mengalami tinitus, kehilangan pendengaran frekuensi tinggi, dan kesulitan mendengar," tutur Dr. Lauren Dillard, penulis utama studi yang terbit di BMJ Public Health.
Baca juga: Ari Doe Cerita Suka Duka jadi Juru Parkir di Gorontalo, Pernah Ganti Rugi Kendaraan Hilang
Tinitus adalah sensasi internal suara denging, buzzing, atau menderu di satu atau kedua telinga. Gangguan pendengaran ini dialami 10 persen hingga 25 persen orang dewasa.
Game adalah salah satu aktivitas rekreasi paling populer di dunia. Para gamer sering kali bermain berjam-jam dengan volume tinggi.
Tak heran, para peneliti penasaran hubungannya dengan gangguan pendengaran dan tinitus, terutama karena banyak game memiliki suara keras tiba-tiba seperti tembakan atau deru mesin.
Penggunaan headphone saat bermain game juga memperparah risiko, karena sumber suara lebih dekat ke telinga. Ini terutama terjadi di lokasi ramai seperti warnet, di mana gamer cenderung menaikkan volume untuk meredam kebisingan sekitar.
"Studi ini membuka mata, menyoroti isu gangguan pendengaran akibat suara pada anak muda, khususnya terkait game," papar Dr. De Wet Swanepoel, profesor di departemen patologi wicara-bahasa dan audiologi, University of Pretoria, Africa Selatan.
"Menurut WHO, lebih dari 1 miliar anak muda global berisiko mengalami gangguan pendengaran karena kebiasaan mendengarkan yang tidak aman," tambah Swanepoel.
Meski bukti terkait hal ini masih harus dikembangkan, studi ini menambah pemahaman tentang risiko kesehatan pendengaran dalam gaya hidup digital modern.
Berapa batas aman suara?
Paparan suara keras dapat memengaruhi pendengaran dengan melelahkan sel sensorik di telinga, kata Dillard, konsultan di WHO.
"Ini dapat menyebabkan kehilangan pendengaran sementara atau tinitus," tambahnya.
"Meski sensasi ini mungkin hilang dalam beberapa hari saat sel sensorik pulih, paparan noise yang teratur atau berkepanjangan bisa menumpuk dan mengakibatkan kehilangan pendengaran permanen," kata dia.
Main Game Online
Lauren Dillard
BMJ Public Health
De Wet Swanepoel
International Telecommunication Union
Apple Umumkan iOS 26 Hadir Akhir Tahun Ini, Bawa Desain “Liquid Glass” dan Segudang Fitur Baru |
![]() |
---|
Robot di Gudang Amazon Hampir Lampaui Jumlah Karyawan Manusia, Ancaman Lapangan Kerja? |
![]() |
---|
16 Miliar Password Akun Apple dan Google hingga Facebook Bocor |
![]() |
---|
Percaya Ramalan ChatGPT, Wanita di Yunani Gugat Cerai Suami setelah 12 Tahun Menikah |
![]() |
---|
Huawei Akan Rilis Smartphone Tri-Fold Pertama di Dunia saat Momen Peluncuran iPhone 16 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.