Mahasiswa IAIN Gorontalo Meninggal

Keluarga Minta IAIN Gorontalo Tanggung Jawab Meninggalnya Hasan Saputro

Kakak Mohammad Aprian Syahputra minta pihak IAIN Sultan Amai Gorontalo bertanggungjawab atas meninggalnya sang adik, Hasan Saputro Marjono

Penulis: Herjianto Tangahu | Editor: Aldi Ponge
Keluarga Hasan Saputro Marjono
Keluarga Hasan Saputro Marjono, Kuasa Hukum dan Koalisi Anti Kekerasan saat mendatangi Polres Bone Bolango dalam agenda gelar perkara khusus pada Senin 18 Desember 2023   

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo-- Kakak Mohammad Aprian Syahputra minta pihak IAIN Sultan Amai Gorontalo bertanggungjawab atas meninggalnya sang adik, Hasan Saputro Marjono

Aprian menduga, pihak kampus lari dari tanggung jawabnya dan terkesan lepas tangan. Aprian masih berharap pihak kampus harus turut bertanggung jawab. 

Diketahui, Hasan Saputro Marjono merupakan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo

Hasan meninggal saat mengikuti pengkaderan di Desa Lompotoo, Kecamatan Suwawa Tengah, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo, pada Oktober 2023.

Polisi sudah melakukan gelar perkara khusus secara tertutup di Polres Bone Bolango pada 18 Desember 2023 kemarin,

"Namun bagi kami keluarga, ini murni bukan hanya kesalahan panitia diklat sebagai pelaksana. Kampus juga barus bertanggung jawab," tegasnya, Selasa (19/12/2023). 

 Aprian melihat gelagat dari pihak kampus yang berusaha menutup-nutupi terangnya kasus ini. 

"Pasca meninggalnya adik saya, kampus dengan cepat membentuk tim pencari fakta (TPF) tapi mana hasilnya," tanya Aprian. 

Dia menduga, TPF dibentuk hanya fokus pada upaya membendung stigma buruk masyarakat kepada kampus. 

TPF diharapkan mampu menjadi pionir dalam mengungkap kasus tersebut, tapi progressnya justru tidak keliahatan. 

"Coba sejauh ini apa saja fakta yang bisa disampaikan TPF kepada publik? Khususnya kepada kami keluarga," jelas Aprian. 

Katanya, kampus dinilai hanya berusaha menjaga nama baik

"TPF dibentuk agar kita dari pihak keluarga menilai jika kampus juga membantu mengusut kejadian tersebut," kata Aprian. 

Katanya, korban ikut diklat dikuatkan dengan adanya surat izin yang dibubuhi tanda tangan dari pihak pimpinan kampus.

"Namun berdasarkan keterangan saat gelar perkara, Kampus (mengaku) tidak tau menahu dan tidak pernah mengizinkan kegiatan tersebut," tutupnya. 

Dirinya masih berharap adanya keadilan yang menimpa adiknya, dan dia tetap menghormati proses hukum yang sementara berjalan. 

Sebelumnya Polres Bone Bolango telah mengungkap hasil ekshumasi terhadap jenazah mahasiswa IAIN Gorontalo yang meninggal saat pengkaderan.

Ekshumasi dilakukan sebagai bagian dari upaya penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kematian mahasiswa tersebut.

Kasat Reskrim Polres Bone Bolango AKP Muhammad Ariyanto mengatakan pihak bahwa hasil pemeriksaan ekshumasi tidak ditemukan adanya kekerasan. 

"Jadi kesimpulannya itu tidak ada kekerasan yang dialami juga, kemarin kita periksa menyeluruh jadi tidak ada yang kita lewatkan dari bagian luar kita periksa sampai ke bagian dalam jadi untuk visum luarnya ini di sini menyatakan tidak ada nihil," ujar AKP Ariyanto pada Senin 27/11/2023.

Namun dari rincian hasil ekshumasi pihak kepolisian berhasil mengidentifikasi penyebab meninggalnya mahasiswa IAIN Gorontalo yang mengikuti pengkaderan.

"Jadi hasilnya ini ada beberapa kesimpulan yang pertama itu yang penyebab kematian dari hasil pemeriksaan dokter forensik yaitu kegagalan pernapasan, terdapat trauma tumpul di kepala bagian belakang yang mana itu menyebabkan adanya pendarahannya di area kepala," urai AKP Ariyanto. 

Dia menjelaskan ada dugaan bahwa korban sempat mengalami benturan akibat kondisi fisik yang sudah tidak kuat lagi dalam mengikuti proses pengkaderan yang dilakukan oleh jurusannya. 

Sedangkan luka-luka yang ditemukan saat dilakukanya ekshumasi terhadap jenazah korban, merupakan luka lebam yang umumnya terdapat pada mayat yang sudah meninggal lebih dari beberapa jam. 

Begitupun dengan hasil laboratorium atas hasil sampel yang diambil dari tubuh korban tidak ditemukan adanya kandungan obat-obatan yang dikonsumsi korban. 

"Dokter juga memastikan bahwa penyebabnya bukan karena ada bahan yang dikonsumsi atau obat-obatan yang dikonsumsi tapi karena ini jadi tidak ada hubungannya sama apa yang dia konsumsi," tambahnya. 

Katanya, hasil ekshumasi yang diterima oleh pihak kepolisian pun sejalan dengan beberapa keterangan saksi yang telah diperiksa, dengan tidak ditemukannya adanya kekerasan namun diduga terdapat unsur kelalaian dari pihak pelaksana. 

Penyidik pun akan langsung melakukan pemeriksaan baik kepada pihak kampus terkait izin kegiatan yang dilakukan oleh para HMJ Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah IAIN Gorontalo. 

"Kita sudah melaksanakan BAP jika sudah selesai semua kemungkinan kami akan mencari hubungan dengan pihak kampus maupun pihak Rektor nanti mempertanyakan tentang bentuk izin seperti apa yang disampaikan oleh HMJ kepada pihak kampus, " tutup Kasat Reskrim Polres Bone Bolango. (*) 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di

    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved