Human Interest Story
Cerita Syarif Abdul Latif, 20 Tahun Jual Balon Mainan Anak-anak
Banyaknya opsi komoditi barang yang dapat didagangkan di era modern ini, tidak membuat Syarif Abdul Latif (53) berpindah dari berdagang balon mainan.
Penulis: Rafiqatul Hinelo | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Banyaknya opsi komoditi barang yang dapat didagangkan di era modern ini, tidak membuat Syarif Abdul Latif (53) berpindah dari berdagang balon mainan.
Pria paruh baya itu menjual balon mainan di kawasan Apotek Hanifa Farma, Jalan HB Jassin no 293, Kota Gorontalo.
“Saya sudah berdagang balon mainan ini sejak puluhan tahun lalu,” kata Syarif kepada TribunGorontalo.com, Kamis (2/11/2023).
Katanya, ia sudah tidak ingat tepatnya tahun berapa, yang pasti sejak anak-anaknya masih kecil sampai sekarang sudah menikah dan punya anak, ia masih setia berdagang balon mainan.
Syarif merupakan warga Kelurahan Heledulaa Utara, Kecamatan Kota Timur, Kota Gorontalo. Rumahnya tepat di depan Rumah Sakit Multazam.
Selama perjalanannya berdagang balon mainan, ia mengaku pernah mencoba jenis pekerjaan lain.
“Dulu saya pernah satu kali mencoba jadi calo mobil angkutan kota (angkot),” ujar Syarif.
Ia memilih berhenti karena pendapatannya saat itu kurang mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Akhirnya ia memilih kembali dagang balon mainan lagi.
Sudah kurang lebih tiga tahun ia berjualan di Apotek Hanifa Farma, sebelumnya ia memilih berjualan di Apotek Sehat Baru, Kota Gorontalo.
Kata dia, berdagang lebih menguntungkan dari pada menjadi kenek angkot.
“Pendapatan dari berdagang ini bagi saya lumayan cukup, yang penting bisa untuk memenuhi uang makan sehari-hari. Kalau untuk tabungan,itu belum bisa,” tutur Syarif.
Satu balon mainan di lapak Syarif, dihargai sebesar Rp 15 ribu. Sementara untuk balon gas sebesar Rp 7 ribu.
Balon-balon ini digantung di gerobak dan ditarik menggunakan becak dari rumah menuju lokasi kerjanya.
“Dulu saya sempat jualan keliling se-provinsi Gorontalo. Saya pernah berdagang hingga ke wilayah Kecamatan Pulubala, Kabupaten Gorontalo. Juga pernah hingga ke wilayah Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara,” kenang Syarif.
Namun untuk saat ini, ia mengaku lebih nyaman berdagang mangkal di satu tempat saja. Sebab, fisiknya tak lagi kuat untuk mengayuh becaknya untuk jarak jauh.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.