PUPR Gorontalo
TPA Talumelito Gorontalo Nyaris Penuh, PUPR: Sudah Ada Anggaran
Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Provinsi Gorontalo mengatakan sampah di TPA Talumelito belum penuh hanya karena model lahan
Penulis: Prailla Libriana Karauwan | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Talumelito hampir penuh.
Banyak sampah-sampah yang sudah menimbun sehingga terlihat seperti gundukan.
Menurut Aries Ardianto Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-PKP) Provinsi Gorontalo mengatakan sampah di TPA Talumelito belum penuh hanya karena model lahannya yang berbukit makanya kelihatan sudah menumpuk.
"Dia sebenarnya belum full cuma karena model TPAnya berbukit, jadi kelihatan sudah di atas padahal tidak," ujarnya kepada TribunGorontalo.com, Jumat (13/10/2023).
TPA Talumelito merupakan TPA Regional yang rencana awalnya hanya menampung sampah dari dua wilayah, yakni seluruh wilayah Kota Gorontalo dan sebagian kecil wilayah Kabupaten Gorontalo.
"Batasnya cuma sampai di Tibawa, tidak akan menyebar sampai ke Boliyohuto dan sebagainya. Beberapa wilayah yang berada di Bone Pantai juga tidak karena kita tahu bersama jalan transportasi kesana bagaimana," jelasnya.
Namun, TPA Talumelito sekarang sudah ketambahan sapah dari wilayah Bone Bolango. Padahal lokasi TPA di Bone Bolango sudah ada tapi belum operasional.
"Sel selnya sudah ada, yang belum ada ini sarana operasionalnya kayak unit pengelolanya dan sebagainya," tukasnya.
Untuk mengantisipasi sampah yang sudah terlalu menumpuk, Aries mengatakan sebenarnya sudah ada upaya khusus dari UPTD TPA Talumelito untuk mengembangkan TPA tersebut.
Perencanaan pengadaan lahan baru juga sudah dilakukan. Dokumen untuk pengadahan lahan pun sementara disiapkan.
"Sudah ada anggaran yang kita sisihkan untuk melakukan salah satu tahapan pengadaan lahan tersebut," kata Aries.
Selain itu, teknik terasering pun akan digunakan untuk mengantisipasi sel terakhir yang hampir penuh.
"Mereka sudah membuat satu desaign untuk memperluas dan mengembangkan TPA Talumelito ini," sambungnya.
UPTD TPA Talumelito juga telah melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat mengenai pemilahan sampah.
"Di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kota Gorontalo sebenarnya sudah dipilah mana sampah organik dan yang non-organik, cuma sayangnya pada saat pengangkutan ke TPA itu disatukan lagi dimobil jadi kembali lagi dari nol," ungkapnya.
Rencana bersama pihak ketigapun dilakukan untuk mengolah limbah yang dihasilkan oleh TPA tersebut.
Baca juga: Pemasukan Sampah di TPA Talumelito Capai 120 Ton per Hari, 70 Persen dari Kota Gorontalo
"Sebenarnya sudah ada Ehime yang mau mengelola itu, cuma masih mau diperhitungkan dengan kondisi alat yang sedang dikembangkan oleh orang Indonesia sendiri," ujarnya.
Aries mengatakan jika dirinya masih punya pilihan alat yang akan digunakan terutama alat buatan indonesia.
"Kalau pakai alat bantuan kan tidak mudah dan tidak murah, previlage knowladge masih panjang," kata dia.
Alat buatan Indonesia kata Aries masih sementara dalam tahap pengembangan, namun menurutnya siapa lagi yang akan gunakan jikalau bukan orang Indonesia itu sendiri.
"Memang sih masih dalam tahap pengembangan tapi siapa lagi yang mau menggunakan selain kita sendiri sebagai anak bangsa," tuturnya.
Namun Aries mengungkapkan jika dirinya akan melihat alat mana yabg ajan digunakan tergantung dari sisi urgentisitasnya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.