Human Interest Story

Cerita Muhammad Luthfe 17 Tahun jadi Anggota Pemadam Kebakaran Gorontalo

Namanya Muhammad Luthfe, seorang koordinator Pemadam Kebakaran (Damkar Kota Gorontalo).

|
TribunGorontalo.com/Prailla
Muhammad Luthfe, Koordinator Pemadam Kebakaran (Damkar Kota Gorontalo). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Namanya Muhammad Luthfi, seorang koordinator Pemadam Kebakaran (Damkar Kota Gorontalo).

Dia menjadi anggota pemadam kebakaran sejak tahun 2006 dan pindah ke Gorontalo pada tahun 2016.

Artinya sudah 17 tahun beliau mengabdi sebagai anggota damkar dan sudah tujuh tahun lamanya ia mengabdikan dirinya menjadi anggota damkar Kota Gorontalo.

"Saya di Sulteng dulu, lalu masuk ke Gorontalo pada 2016," ujar Luthfi kepada TribunGorontalo.com di Kantor Pemadam Kebakaran Kota Gorontalo, Kamis (7/9/2023).

Dirinya pun mengakui sudah banyak tugas-tugas pemadam kebakaran yang dia lalui.

Dia bercerita sewaktu dulu dia bekerja sebagai anggota damkar di Sulteng tidak sedikit mengalami kecelakaan kerja.

Namun menurut dia, kecelakaan kerja tersebut masih dikategorikan biasa-biasa saja bagi anggota damkar.

"Kalau tergores dengan seng, atau kaki melepuh karena uap panas api sudah biasa bagi saya," lanjutnya.

Dia juga bercerita bahwa ada temannya sesama anggota damkar di Sulteng yang merenggut nyawa disaat sedang menjalankan tugas.

"Ada yang meninggal tertimpa badan mobil pemadam," ujarnya.

Namun selama dia di Gorontalo, belum ada kecelakaan kerja yang dialaminya.

"Di Gorontalo ini Alhamdulillah aman-aman saja, begitupun personel yang lain," kata dia.

Kata Luthfi, banyak sebenarnya orang jahil yang sengaja menelpon damkar. Namun pihaknya telah berkoordinasi dengan para stakeholders di seluruh wilayah yabg ada di Kota Gorontalo.

"Kita juga sudah ada grup-grup dengan lurah dan camat, sehingganya apabila ada informasi kebakaran melalui telepon kita bisa segera konfirmasikan ke lurah," jelas Luthfi.

Selain itu, mereka mempunyai dua alat telekomunikasi yaitu handphone dan telepon umum.

"Kalau dulu susah, beberapa kali ada yang menelpon katanya ada kebakaran namun sesampainya disana tidak ada," lanjutnya.

Lanjut kata Lutfhe, dia pun menganggap tidak ada kebakaran yang besar yang kecil, semuanya tetap kebakaran.

"Kita menganggap semua kebakaran itu mempunyai potensi dan resiko yang sama-sama membahayakan," katanya.

Namun dia menyayangkan bahwa di Gorontalo ini tidak memiliki pos-pos pemadam kebakaran yang di letakkan di tiap Kecamatan yang ada di Provinsi Gorontalo.

Jika dibandingkan dengan di Sulteng, dia sudah membuat pos-pos pemadam kebakaran. Jadi bila ada kebakaran yang tidak mampu dicapai oleh damkar, maka pos tersebutlah yang akan segera mengeksekusi.

"Di Gorontalo ini biasanya kita tidak bisa capai letak kebakarannya di beberapa tempat yang memang sudah jauh," ujarnya.

Hal itu juga didukung oleh sarana dan prasarana serta jumlah personel damkar.

Di Kota Gorontalo, armada mobil pemadam yang disediakan pemerintah hanyalah sedikit dengan personel yang minim sehingganya sangat susah dibentuk pos pemadan tersebut. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved