Pemkot Gorontalo

Dukcapil Hapus Data Pribadi Warga Huangobotu-Gorontalo yang tak Sengaja Terupload di Internet

Kebocoran data tersebut terjadi pada tahun 2018 lalu. Data yang bocor adalah data Buku Induk Penduduk (Biduk) milik warga Huangobotu sebanyak 7.730 Ro

|
Penulis: Husnul Puhi | Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
Kebocoran data di Kota Gorontalo. Kini Ditangani otoritas resmi setempat. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Kota Gorontalo telah menghapus data pribadi warga Kelurahan Huangobotu, Kecamatan Dungingi, yang tak sengaja terupload di internet.

Kebocoran data tersebut terjadi pada tahun 2018 lalu. Data yang bocor adalah data Buku Induk Penduduk (Biduk) milik warga Huangobotu sebanyak 7.730 Row.

Data tersebut diunggah oleh akun seorang pegawai Puskesmas Sipatana, yang saat itu masih bertugas di Puskesmas Dungingi.

Kepala Dinas Dukcapil Kota Gorontalo, Yusrianto Kadir, mengatakan bahwa pegawai tersebut mengunggah data Biduk untuk keperluan data balita.

"Data Biduk itu digunakan untuk keperluan data balita. Kemudian, ribuan data tersebut disimpan dalam komputer yang ada di Puskesmas saat yang bersangkutan bertugas," kata Yusrianto.

Baca juga: Data Kependudukan Warga Huangobotu Gorontalo Bocor, NIK dan Nama Lengkap Tersebar

Yusrianto menjelaskan, pegawai tersebut tidak sengaja mengunggah data Biduk tersebut ke internet. Ia mengaku lupa akun dan password yang digunakannya untuk mengakses data tersebut.

"Yang bersangkutan ini merasa tidak pernah mengunggah data itu dan memiliki niatan atau tujuan apapun," kata Yusrianto.

Pihak Dukcapil Kota Gorontalo telah menemui pegawai tersebut untuk meminta penjelasan. Pihak Dukcapil juga telah menghapus data yang terunggah di internet.

"Hingga saat ini, data yang terunggah di web tersebut telah dihapus keseluruhannya oleh Disdukcapil Kota Gorontalo," kata Yusrianto.

Pegawai tersebut telah meminta maaf kepada warga Huangobotu atas kejadian ini. Ia juga berjanji akan lebih berhati-hati dalam menggunakan data kependudukan.

Seorang jurnalis, Rosyid Azhar saat dimintai tanggapannya menjelaskan, bahwa kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak, terutama bagi instansi pemerintah yang mengelola data kependudukan.

"Perlu ada upaya peningkatan keamanan dan pengelolaan data kependudukan agar kejadian serupa tidak terulang kembali," katanya.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved