Tokoh Daerah

2 Tokoh Bahasa dan Sastra Indonesia Ternyata asal Gorontalo, Ada Pernah Kritik Soeharto

Ada 2 nama besar dan terkenal menjadi tokoh bahasa dan sastra Indonesia. Banyak karya yang mereka hasilkan dan menghiasi buku-buku mata pelajaran.

Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
Internet
Hans Bague Jassin,dan Jusuf Sjarif Badudu 

TRIBUNGORONTALO.COM - Provinsi Gorontalo memiliki banyak tokoh nasional, tak hanya politisi, ada juga pengusaha hingga tokoh bahasa dan kesusastraan  terkenal Indonesia.

Ada 2 nama besar dan terkenal menjadi tokoh bahasa dan sastra Indonesia. Banyak karya yang mereka hasilkan dan menghiasi buku-buku mata pelajaran.

Tak hanya itu, Ada juga terkenal pernah kritik tata bahasa Presiden Soeharto.

Tak banyak yang tahu, kedua nama itu ternyata berasal dari Provinsi Gorontalo,

Nama mereka diabadikan sebagai nama fasilitas publik di berbagai daerah termasuk nama jalan.

Kedua tokoh tersebut yakni Hans Bague Jassin atau HB Jassin dan Jusuf Sjarif Badudu atau JS Badudu.

Berikut Profil Singkat Kedua Tokoh Besar tersebut : 

1. Hans Bague Jassin, Paus Sastra Indonesia.

Hans Bague Jassin, Paus Sastra Indonesia. 9900
Hans Bague Jassin, Paus Sastra Indonesia.

Dr (HC) Hans Bague Jassin, SS, MA, PhD adalah seorang pengarang, penyunting, cendekiawan muslim dan kritikus sastra berdarah Gorontalo

Hans Bague Jassin atau HB Jassin lahir di Gorontalo pada 31 Juli 1917

Ayahnya, Bague Mantu Jassin, merupakan seorang pegawai Bataafsche Petroleum Maatschappij (BPM), sebuah perusahaan minyak milik kolonial. Ibunya bernama Habiba Jau.

HB Jassin menempuh pendidikan di HIS Gorontalo dan HBS Medan. Ia lulus dari HBS pada tahun 1938.

Dia menempuh pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia pada 1953. Ia meraih gelar sarjana sastra pada 15 Agustus 1957.

Jassin kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Yale, Amerika. Dia adalah salah satu sastrawan terbesar Indonesia.

Ia merupakan sastrawan dan kritikus sastra berdarah Gorontalo. Ia dijuluki sebagai Paus Sastra Indonesia.

Setelah pulang dari Amerika, ia bekerja di kantor Asisten Residen Gorontalo. Dia bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka pada 1940.

Dua tahun kemudian, Jassin bekerja di Panji Pustaka sebagai redaktur. Ia juga sempat menjadi redaktur di beberapa majalah. Jassin ditunjuk sebagai anggota Akademi Jakarta pada 1970

Dia menjadi Ketua Yayasan Dokumentasi Sastra HB Jassin setelah 2 tahun kemudia.

HB Jassin pernah meraih penghargaan Satyalencana Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia tanggal 20 Mei 1969. Penghargaan Martinus Nijhoff di Belanda atas jasanya menerjemahkan karya Multatuli, Max Havelaar, 26 Januari 1973.

Doktor Honoris Causa di bidang sastra Indonesia dari UI, 14 Juni 1975. Hadiah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia tahun 1983.

Magsaysay dari Yayasan Magsaysay, Filipina, 1987. Bintang Mahaputra Nararaya dari Pemerintah RI tahun 1994.

HB Jassin memiliki gelar adat Pulanga Gorontalo, yaitu "Ti Molotinepa Wulito" (Putra terbaik yang menguasai bahasa).

HB Jassin meninggal di Jakarta pada Jakarta 11 Maret 2000

2. JS Badudu, Pembuat Kamus Besar Indonesia.

JS Badudu, Pembuat Kamus Besar Indonesia. 5566
JS Badudu, Pembuat Kamus Besar Indonesia.

Jusuf Sjarif Badudu atau Lahir di Gorontalo pada 19 Maret 1926 dan meninggal Bandung, Jawa Barat pada 12 Maret 2016

JS Badudu adalah seorang pakar bahasa Indonesia.

Ia adalah Guru Besar Linguistika pada Universitas Padjajaran dan dikenal luas di masyarakat sebagai pembawa acara Pembinaan Bahasa Indonesia (1974-1979) di TVRI.

JS Badudu telah mengabdikan diri sebagai guru sejak usia 15 tahun 5 bulan.

Ia menjadi guru sekolah dasar di Ampana, Sulawesi Tengah hingga tahun 1951.

Dia menjadi guru SMP di Poso, Sulawesi Tengah, dan pada tahun 1955-1964 menjadi guru SMA di Bandung pada 1951-1955

Ia juga pernah menyumbangkan tenaga sebagai dosen di Fakultas Sastra, Universitas Padjajaran, Bandung pada tahun 1965–1991.

JS Badudu menjadi guru besar linguistik pada Program Pascasarjana (S2 dan S3) Universitas Padjadjaran Bandung dan Universitas Pendidikan Indonesia (dulu IKIP Bandung) pada 1982-2016

Ia juga menjadi guru besar di Universitas Pakuan Bogor pada tahun 1991-2016 dan di Universitas Nasional Jakarta pada tahun 1994-2016.

Ia juga pernah, selama tiga tahun, menatar guru-guru sekolah dasar di enam provinsi yakni Sumatra Barat,  Aceh, Sulawesi Utara, Bali, Nusa Tenggara Timur, dan  Yogyakarta

Dia mengunjungi setiap provinsi itu 2 kali dalam setahun pada 1995-1997

JS Badudu dikenal sebagai pembawa acara Siaran Pembinaan Bahasa Indonesia di TVRI Pusat Jakarta.

JS Badudu pernah melontarkan kritik terhadap keberbahasaan Soeharto.

Demikian profil singkat 2 tokoh bahasa dan sastra terkenal asal Gorontalo. 

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved