Tak Cuma Jadi Tempat Perbelanjaan, Pasar Sentral Gorontalo Juga Jadi Tempat Nongkrong, Ada Warkop

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Pasar Sentral Gorontalo rupanya tak hanya jadi pusat berbelanjaan semata. Sebab, kini diisi oleh sejumlah pengusaha warung kopi (warkop) aestetik.

Artinya, Pasar Sentral Gorontalo kini tak hanya dikunjungi oleh emak-emak, tetapi juga oleh para anak muda untuk menghabiskan waktunya nongkrong. 

Dinas Perdagangan dan Industri (Disperdagin) telah mengonfirmasi, bahwa Pasar Sentral Gorontalo akan menghadirkan warkop, barber shop, toko kosmetik, hingga penjualan peralatan rumah tangga.

Kepala Bidang Perdagangan Disperdagin Kota Gorontalo, Faniear Doda mengatakan, bahwa di gedung baru yang memiliki nuansa modern itu diupayakan akan dilengkapi dengan berbagai macam dagangan.

Sehingga, masyarakat Gorontalo tak perlu lagi susah-susah mencari kebutuhan kesehariannya.

Adapun beragam dagangan yang dimaksud berupa peralatan rumah tangga, alat kecantikan ataupun kosmetik, barber shop, hingga warung kopi sebagai tempat untuk bersantai ria para masyarakat yang berbelanja di Pasar Sentral Gorontalo.

"Untuk ruang dagangnya, rencana hari ini pedagangnya akan kami relokasi ke gedung baru," ujar Faniear saat dikonfirmasi TribunGorontalo.com di Pasar Sentral Gorontalo, Jumat (25/8/2023).

Faniear pun menjelaskan total ruang dagang yang disediakan untuk pedagang kopi hingga penjual alat kecantikan tersebut.

"Warkop sebanyak 5 ruang dagang, barber shop 8, dan kosmetik 2. Itu yang akan kami relokasikan hari ini, jadi totalnya ada 69," imbuhnya.

Dengan begitu, adanya Pasar Sentral Gorontalo dapat menjadi cerminan kehidupan kota yang beragam, dengan berbagai opsi belanja dan layanan yang ditawarkan.

Sehingga, Pasar Sentral Gorontalo tidak hanya menjadi tujuan berbelanja, namun sebagai tempat untuk bersosialisasi dan menikmati waktu bersama.

Diketahui sebelumnya, Disperdagin sendiri telah merelokasi sebanyak 542 pedagang ke gedung baru Pasar Sentral Gorontalo.

Untuk merelokasi pedagang ke gedung baru, Disperdagin lebih mendahulukan para pedagang lama dibanding dengan yang baru.

Pihaknya, akan melihat terlebih dahulu apakah ruang dagang masih tersisa atau tidak. Jika memiliki sisa, maka pedagang baru diupayakan untuk menempati gedung baru tersebut. (*)