Terorisme
3 Polisi Ditangkap Densus 88, Diduga Terkait Kasus Terorisme
Polisi belum membenarkan adanya penangkapan tersebut. Namun, polisi akan memberikan penjelasan soal hal tersebut pada Jumat (18/8/2023) sore.
TRIBUNGORONTALO.COM - Densus 88 Antiteror Polri menangkap 3 polisi karena diduga terkait kasus penangkapan teroris di Bekasi Utara, Kota Bekasi.
Tiga polisi dikabarkan ditangkap lantaran diduga terlibat dalam kasus penangkapan DE (28), karyawan KAI pendukung ISIS.
Polisi belum membenarkan adanya penangkapan tersebut. Namun, polisi akan memberikan penjelasan soal hal tersebut pada Jumat (18/8/2023) sore.
Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi sendiri belum mau banyak berbicara soal penangkapan ini. Namun demikian, dirinya akan mengungkap penangkapan ini ke publik nanti sore.
"Nanti sore, kami rilis awal," ujar Hengki kepada wartawan, Jumat (18/8/2023).
Baca juga: Identitas 3 Polisi yang Ditangkap Densus 88, Ternyata Bukan Terkait Kasus Terorisme
Diberitakan sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengungkapkan, karyawan PT Kereta Api Indonesia (KAI) berinisial DE telah ditetapkan menjadi tersangka teroris.
DE diduga memiliki akun marketplace atau platform yang disediakan untuk para penjual senpi berkumpul.
"Masalah marketplace itu adalah kamuflase memang, kalau saya bicara dengan penyidik kita menyimpulkan memang itu sebagai sarana dia untuk mencari uang juga, tapi juga untuk menyamarkan aktivitasnya terkait dengan barang-barang (senjata api) ini," kata Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Aswin menjelaskan, DE menjual mainan-main yang berkaitan dengan alat militer di marketplace itu.
Karena itu, diduga bahwa marketplace tersebut dipakai sebagai alat kamuflase melakukan perdagangan senpi ilegal.
Adapun, DE ditangkap tak jauh dari rumahnya di Jalan Raya Bulak Sentul, RT 07 RW 27, Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin siang.
Beberapa senjata api, ratusan peluru, ponsel, laptop, kamera, dan bendera yang terafiliasi ISIS dijejerkan di teras rumah DE.
Aswin sebelumnya mengungkapkan, DE merupakan pendukung Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Ia juga aktif melakukan propaganda jihad di media sosial dengan cara memberikan motivasi untuk berjihad dan menyerukan agar bersatu dalam tujuan berjihad melalui Facebook.
DE pernah membuat unggahan dalam media sosial Facebook berupa poster digital berbahasa Arab dan Indonesia kepada pimpinan ISIS yaitu Abu Al Husain Al Husaini Al Quraysi.
Rekam Jejak Karyawan KAI
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan DE ternyata sudah bergabung dengan jaringan Mujahidin Indonesia Barat (MIB) pimpinan WM sejak 2010 lalu.
"Yang bersangkutan pada tahun 2010 pernah bergabung dengan jaringan Mujahidin Indonesia Barat, pimpinan WM yang sudah ditangkap," kata Aswin dalam konferensi pers, Selasa (15/8/2023).
Aswin mengatakan setelah WM tertangkap kala itu, anggotanya bubar dan berpencar. Tidak sedikit pula yang terus melakukan aksi terorisme secara individu termasuk DE.
Tak berhenti di sana, pada 2014 lalu, DE menyatakan baiat kepada ISIS hingga menjadi pendukung aktif hingga saat ini.
"Pada 2014 DE pertama kali menyatakan baiat kepada Amir ISIS. Dari situ mulai dia melakukan aktivitas persiapan, yang bersangkutan melakukan latihan, kemudian pengumpulan, perawatan peralatan yang dibutuhkan," ucapnya.
Selain itu berdasarkan hasil profiling yang dilakukan penyidik, pelaku juga tercatat aktif melakukan propaganda di media sosial Facebook dan Youtube.
Aswin menuturkan pelaku juga diketahui berulang kali membuat akun media sosial yang berbeda untuk menyebarkan propaganda.
"Sekitar 3 minggu belakang jadi puncaknya, yang bersangkutan terlihat girohya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliyah atau untuk melakukan aksi terorisme," tuturnya.
Sumber : Kompas.com
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.