RusiaVSUkraina

Amerika Tunda Pengiriman Pesawat Tempur F-16 ke Ukraina Karena tak Ingin Putin Marah

Ukraina telah meminta pesawat F-16 selama sekitar satu tahun. Ukraina menganggap pesawat-pesawat tempur tersebut sangat penting bagi mereka.

Editor: Wawan Akuba
istimewa
F-16. Ukraina mengatakan jet tempur ini sangat penting untuk serangan balasannya terhadap Rusia agar berhasil. 

TRIBUNGORONTALO.COM -- Mantan kepala NATO menyatakan bahwa Barat tengah menunda proses pemberian pesawat tempur F-16 kepada Ukraina.

Penundaan karena khawatir pengiriman pesawat itu akan mengantagonisasi Presiden Rusia, Vladimir Putin.

Ukraina telah meminta pesawat F-16 selama sekitar satu tahun. Ukraina menganggap pesawat-pesawat tempur tersebut sangat penting bagi mereka.

Pesawat akan digunakan untuk melawan Rusia yang memiliki angkatan udara lebih besar dan persenjataan yang lebih lengkap.

Philip Breedlove, mantan Panglima Tertinggi Pasukan Sekutu NATO di Eropa, mengungkapkan kepada Voice of America bahwa Putin telah berhasil mengintimidasi Barat dan menunda pengiriman pesawat tempur tersebut.

Breedlove, yang menjabat sebagai kepala NATO dari tahun 2013 hingga 2017, mengatakan bahwa beberapa negara bersedia melatih pilot-pilot Ukraina untuk mengoperasikan F-16, tetapi proses ini ditahan di Amerika Serikat.

"Banyak kehati-hatian dalam mengambil tindakan cepat karena adanya kekhawatiran bahwa Putin mungkin akan menyebabkan peristiwa penting tertentu. Seperti yang telah saya katakan berkali-kali, situasi mengenai F-16 ini hanya merupakan contoh," ujar Breedlove.

"Pasukan darat Putin gagal di medan perang. Tetapi perang intimidasi Putin, perang untuk menakuti Barat, berhasil dengan gemilang. Dan itulah yang tengah dikerjakan dengan keras olehnya. Intimidasi ini menghasilkan penahanan, dan memperlambat hal-hal seperti pengiriman F-16," tambahnya dikutip dari businessinsider.com, Kamis (10/8/2023).

Rusia berulang kali mengancam Barat dengan ancaman serangan nuklir sebagai tanggapan atas dukungan mereka terhadap Ukraina.

Michael McFaul, mantan Duta Besar AS untuk Rusia, menyatakan bahwa penundaan pengiriman pesawat tersebut dapat memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko terlibatnya AS dalam konflik tersebut.

"Menyertakan ATACMs dan F-16 kepada Ukraina sekarang merupakan risiko yang lebih rendah bagi AS dibandingkan membiarkan perang berlanjut dalam jangka waktu lebih lama," cuitnya di Twitter.

Pada bulan Juli, dalam KTT NATO di Lituania, Ukraina mengumumkan bahwa kesepakatan formal telah dicapai untuk memulai program pelatihan bagi para pilot yang akan mengoperasikan F-16, menunggu persetujuan dari AS. Namun, belum jelas kapan program ini akan dimulai.

Dalam beberapa minggu terakhir, Ukraina telah melancarkan serangan darat dengan tujuan mendorong mundur pasukan Rusia, tetapi hanya berhasil membuat kemajuan perlahan terhadap posisi-posisi Rusia yang telah dikuatkan.

Ukraina berpendapat bahwa F-16 dapat membantu membalikkan keadaan dalam kampanye tersebut, mencegah pesawat superior Rusia untuk menyerang pasukan Ukraina di darat, seperti yang dilaporkan oleh TIME.(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved