Soal Penemuan Geosite Botubarani, BCPB Gorontalo: Hanya Sisa Sedimentasi Coral
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN MBKM) Teknik Geologi 2023 menemukan situs di Botubarani Kabupaten Bone Bolango.
Penulis: Risman Taharudin | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Merdeka Belajar Kampus Merdeka (KKN MBKM) Teknik Geologi 2023 menemukan situs di Botubarani Kabupaten Bone Bolango.
Di tempat itu ada mereka membuat papan bertuliskan Geosite Botubarani.
Berikut hasil penelitian para mahasiswa KKN MBKM seperti dirangkum TribunGorontalo.com.
Secara Litologi
Geosite Botubarani itu tersusun dari batu gamping terumbu berbahan mineral kalsit dan mikrit.
Situs ini juga disebut perselingan batuan konglomerat.
Melihat adanya keberadaan baru gamping yang pembentukannya berasal dari sisa mahluk hidup serta berada di bawah permukaan laut.
Bisa dikatakan jutaan tahun lalu, Desa Botubarani masih berada di bawah permukaan laut.
Secara Mitologi
Menurut sejarah, diceritakan bahwa sebelum masa penjajahan. Goa yang ada di geosite ini dijadikan sebagai tempat mayat yang di bunuh oleh seorang bernama Ti Barani.
Mayat-mayat ini merupakan bajak laut yang suka membunuh masyarakat di sekitar ketika mereka berlabuh di Botubarani.
Seiring berjalannya waktu masyarakat tidak terima dengan yang dilakukan oleh bajak laut ini. Kemudian, muncullah sosok pemberani melawan bajak laut itu dibantu oleh masyarakat sekitar.
Sosok itu adalah Ti barani, mereka melakukan perlawanan dengan membunuh para bajak laut itu dan diletakkan di goa yang ada di geosite Botubarani.
Baca juga: Gisel dan Naysila Mirdad Berwisata ke Botubarani, Berenang Bareng Hiu Paus Gorontalo
Tanggapan BPCB Gorontalo
Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Faiz M Anis Kaba mengatakan, belum ada kajian secara akademik maupun arkeologi mengenai situs tersebut.
"Saya sudah sering kesana tapi tidak satupun pembuktian yang sahih terhadap asumsi masyarakat akan mitologi yang terbangun sendiri di masyarakat," ujar Faiz.
Ia menilai belum ada bukti kuat terkait asumsi masyarakat soal sejarah goa di Botubarani itu.
Kemudian penemuan tulang belulang itu menurutnya hanya sisa-sisa sedimentasi coral yang terbentuk akibat proses geologi.
"Adanya hasil pengangkatan lempeng yang berada di sekitar sisi utara garis Pantai Leato sampai Botubarani," ujarnya.
Mitologi seperti dituliskan para mahasiswa itu belum bisa ditanggapinya lebih jauh.
"Mitologi pada prinsipnya lebih ke sebuah dongeng-dongeng belaka atau mitos yang lebih pada wilayah konon katanya. Hal ini perlu ditanyakan pada ahli geologi. Sebab, arkeologi tentu berbeda disiplin ilmunya," jelas Faiz. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.