Olimpiade Standar Internasional
3 Siswi MAN Insan Cendekia Gorontalo Wakili Indonesia di Olimpiade Standar Internasional Korsel
Ketiga siswa MAN Insan Cendekia mewakili Indonesia di Olimpiade Standar Internasional Korea Selatan (Korsel).
Penulis: Prailla Libriana Karauwan | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Marha Rifani Fayza Bahsuan, Nabilah Zukaeka Putri Darmawangsih, dan Tiara Myreen Alilatulbariza Husain dari MAN Insan Cendekia Gorontalo akan mewakili Indonesia di Olimpiade Standar Internasional Korea Selatan (Korsel).
Ketiga siswi MAN Insan Cendekia ini akan terbang ke Negeri Ginseng untuk mengikuti kompetisi setahun sekali itu pada 21- 23 Agustus 2023.
Marha, Nabilah dan Tiara sebelumnya mewakili MAN Insan Cendekia dalam Kompetisi Standar Nasional (KSN).
Melansir dari laman resmi Badan Standardisasi Nasional (BSN), Kompetisi Standardisasi Nasional (KSN) merupakan ajang membangun generasi muda yang berdaya saing dan berjiwa kompetitif terkait standarisasi.
BSN telah menyelenggarakan KSN untuk siswa tingkat SMA/SMK sejak tahun 2015.
Kompetisi ini diadopsi dari The International Standards Olympiad diselenggarakan setiap tahun di Korea sejak tahun 2006.
Adapun tiga siswi MAN Cendekia tersebut terlebih dahulu melalui tahapan pertama, yaitu penulisan essay dengan tema yang telah ditentukan oleh BSN.
Mereka mengusung tema Agroteknologi. Para siswi ini menilai pertanian Indonesia khususnya di Gorontalo masih cukup lambat.
Sehingga, mereka mencari inovasi agar pertanian menjadi cepat dalam proses pengerjaannya.
"Dari semua kendaraan yang paling bisa itu pesawat, karena bisa cepat dan area jangkauannya juga luas," jelas Nabillah.
Essay yang dipaparkan oleh mereka adalah mengenai Autonumus Electric Bevicle dikolaborasikan dengan sistem AI dan AR.
Autonumus Electric Bevicle merupakan sebuah pesawat yang mampu melakukan aktifitas pertanian sendiri dengan menggunakan AI.
"Pesawat dia sudah bisa memupuki, sudah bisa kasih pestisida, lalu kami tambahkan fitur bahwa dia ini bisa menanam," tambah Marha.
Pesawat ini dirancang dengan menggunakan baterai listrik dan tempat penyimpanan benih pun dirancang menggunakan plastik yang gampang didaur ulang, sehingga lebih ramah lingkungan.
"Jadi teknologi ini tidak menghancurkan lingkungan sama sekali," tambah Nabillah.
Mereka lalu mengikuti tes wawancara dan presentasi setelah menulis essay.
MAN IC menyabet peringkat 1 dan 3. Peringkat 1 berhak mewakili Indonesia ke kancah Internasional di Korea Selatan.

Baca juga: 200 Siswa Ramaikan Lomba Mewarnai yang Digelar Gramedia Gorontalo
Nabilah Zukaeka Putri Darmawangsih atau yang kerap dispa Nabilah mengatakan, ia tidak menyangka bisa mewakili Indonesia di olimpiade internasional.
"Senang sekali akhirnya apa yang diinginkan dari awal itu tercapai," ungkap Nabilah kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (8/7/2023).
Marha Rifani Fayza Bahsuan juga tak bisa menyembunyikan perasaannya karena berhasil membawa nama indonesia di kancah Internasional.
"Perasaan kami tentu sangat senang dan juga sangat lega," ujarnya.
"Persiapannya itu cukup lama dan pelatihannya lebih intensif, jadi pas tau pengumumannya juara satu jadi itu sangat senang sekali dan bersyukur," imbuh dia.
Sementara, Tiara Myreen Alilatulbariza Husain pun mengaku sempat syok mengetahui timnya akan berangkat ke luar negeri.
"Pas tahu pengumumannya itu pasti syok dulu, kayak aduh kok bisa," ujarnya.
Tiara pun mengatakan ia sangat bersyukur sebab usaha mereka tidak sia-sia.
Mereka menargetkan piala platinum untuk Indonesia, khususnya Gorontalo.
Proses yang dilewati oleh ketiga siswa ini cukup panjang sebelum mereka diutus menjadi perwakilan indonesia, mereka terlebih dahulu mewakili sekolah.
Trisnawati, Guru pembimbing mengungkapkan, sebelum pemusatan pelatihan oleh Badan Standar Indonesia, ia berinisiatif untuk melakukan pemusatan internal bagi tiga murid ini.
"Saya berikan contoh-contoh dokumen standar yang sudah dibuatkan oleh tim yang sebelumnya pernah mendapatkan penghargaan juga," kata Trisnawati.
Selain itu, Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo Sabara Karim Ngou turut memberikan apresiasi atas prestasi siswa MAN Cendekia itu.
"Jangan pernah tinggal shalat, walau sesibuk apapun tetap usahakan shalat. Shalat tahajud tiap malam juga perlu walau hanya 2 rakaat yang penting shalat, minta sama Allah," papar Sabara. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.