OPINI

Solusi dalam Islam Mencegah Orang Bunuh Diri

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. juga bersabda, “Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
SINTIA DEMOLINGO (Mahasiswi IAIN Sultan Amai Gorontalo) 

Penulis: Sintia Demolingo, Mahasiswi IAIN Sultan Amai Gorontalo

AKHIR-akhir ini warga Gorontalo dikejutkan dengan pemberitaan bunuh diri. Beberapa warga mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Banyak sekali kasus-kasus yang kita dengar, mulai dari remaja sampai dewasa melakukannya dan penyebabnya berbeda-beda, ada yang diakibbatkan masalah ekonomi ada juga karena urusan asmara. 

Misalnya baru-baru ini terjadi di Gorontalo, seorang ditemukan tewas gantung diri, Kamis (8/6/2023) di Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo.

Lalu berselang beberapa hari saja, seorang ibu muda yang ditemukan tewas gantung diri di rumahnya Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, Senin (12/6/2023).

Terbaru, seorang remaja putri usia 13 tahun yang duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kecamatan Kabila, Bone Bolango, ditemukan gantung diri, Kamis (15/6/2023).

Akar Masalah Terjadinya Kasus Bunuh Diri

Jika kita telisik lebih jauh, ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang bunuh diri.

Pertama, faktor individu yang rapuh secara mental maupun akidah menjadi pemicu utama dorongan untuk melakukan tindakan atau aksi bunuh diri pada.

Disamping itu kondisi individu yang memiliki cara pandang hidup yang keliru, cenderung liberal dan sekuler, jauh dari Sang Pencipta dan tuntunan agamanya, sehingga menjadikannya seorang pribadi yang gampang terpapar depresi dan putus asa.

Depresi terjadi biasanya ketika ia gagal mencapai apa yang diinginkannya, sementara pada saat yang sama, kesabaran dan ketawakalannya kepada Allah Swt begitu lemah.

Kedua, faktor keluarga. Di tengah gempuran sistem kapitalisme yang menjadikan ukuran materi sebagai standar kebahagiaan, membuat banyak orang tua hari ini sibuk bekerja.

Mereka lupa dan lalai membina karakter anaknya dan memberikan perhatian lebih terhadap masalah yang dihadapi anak.

Tak jarang banyak anak lebih memilih menyendiri ketika ada masalah. Padahal keluarga utamanya orang tua adalah tumpuan anak untuk mencurahkan segala yang dirasakan, karena anak tak mendapatkan hal ini akhirnya  tak jarang banyak anak menjadikan sarana media sosial untuk sekedar menghibur diri atau dengan “healing" untuk menumpahkan kegundahannya.

Dari sinilah dapat memicu mereka terjerumus pada informasi yang keliru sebab media sosial hari ini sangat sulit di-filter.

Sebagai contoh, bagaimana banyaknya artis Korea yang mengambil keputusan bunuh diri sebagai jalan keluar karena masalah yang dihadapinya, yang pada akhirnya secara tidak sadar dapat mereka ikuti.

Maka dari sinilah betapa pentingnya sebagai orang tua harus segera menyadarinya serta memberi informasi Islam agar anak memiliki filter dan keteguhan akidah yang benar di dalam dirinya.

Ketiga, faktor pendidikan. Dimana pendidikan hari ini tidak bisa membentuk kepribadian setiap orang. Ditambah adanya beban tugas-tugas yang harus mereka selesaikan menambah rasa penat dan rasa kebingungan yang mendalam.

Begitupun dengan waktu belajar yang lama yang membuat anak merasa jenuh. Keempat, Faktor masyarakat yang jauh dari Islam karena diatur oleh sistem sekuler liberal mempunyai tingkat kepedulian dan keimanan yang rendah juga menjadi pemicu utama suatu kehidupan masyarakat maupun remaja yang gampang terpapar stress berat dan depresi.

Hingga pada akhirnya sering memicu berbagai kerusakan seperti halnya keinginan bunuh diri, pemakaian narkoba, seks bebas yang berujung hamil di luar nikah dan lain-lain sebagai jalan pintas dalam mencari jalan keluar atas berbagai permasalahan yang mendera. 

Disamping itu, abainya negara dalam menjamin kebutuhan rakyat, termasuk dalam hal pendidikan dan ekonomi.

Pendidikan hari ini tak mampu menjadikan seseorang berkepribadian Islam. Sehingga generasi yang lahir dari sistem hari ini adalah generasi yang bermental stroberi artinya mudah rapuh ketika mendapatkan masalah dalam kehidupannya.

Dari sisi ekonomi juga, nampak banyak kepala keluarga yang masih sulit mendapatkan pekerjaan karena minimnya lapangan pekerjaan.

Ketika ada pekerjaan yang didapat belum memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Akhirnya seorang istri harus banting tulang membantu perekonomian keluarga, sampai melalaikan kewajibannya sebagai (Ummu Wa Rabbatul Bait) dalam mendidik generasi. Sehingga berdampak pada kurangnya perhatian kepada anak.

Inilah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya kasus bunuh diri. Faktor ini tidak lain berakar dari jauhnya kehidupan hari ini dengan Islam artinya Al-Qur'an dan Sunnah tidak menjadi petunjuk untuk mengatur kehidupan. Lantas, bagaimana agar kasus bunuh diri bisa tuntas? Inilah yang akan dibahas.

Solusi Tuntas Terhadap Kasus Bunuh Diri

Dalam Islam perbuatan bunuh diri, dengan cara apapun dilarang karena termasuk perbuatan dosa besar. Allah Taala berfirman, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.” (QS Al-Nisa [4]: 29).

Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw. juga bersabda, “Barang siapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.” (HR Bukhari dan Muslim).

Islam sebagai agama paripurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan, hubungan dengan Allah, diri sendiri, juga hubungan dengan manusia yang lain.

Maka, ada beberapa hal terkait dengan solusi dalam Islam agar terjaga dan tidak melakukan tindakan bunuh diri.

Diantarnya, setiap individu haruslah memiliki akidah yang kokoh, artinya setiap individu memiliki pandangan yang benar dan lurus berdasarkan akidah Islam dengan menanamkan bahwa kebahagiaan hidup diperolehnya ridha Allah swt. Bukan hal-hal bersifat duniawi atau materi.

Hal ini diperoleh dari pemahaman dalam mengkaji Islam. Selain itu dukungan dari keluarga utamanya orang tua sangatlah penting sebab keluarga adalah benteng utama dari kehidupan seorang anak.

Seorang ibu dalam Islam mempunyai tugas mulia sebagai ummu wa rabbatul bait. Ia akan menjalankan tugasnya mendidikan generasi.

Disamping itu, lingkungan dalam sistem kehidupan Islam senantiasa dihiasi dengan amar ma'ruf nahi munkar. Artinya ada kepedulian antar sesama dalam mengingatkan kebaikan dan mencegah dari keburukan.

Hal yang utama adalah adanya yang bertanggungjawab sepenuhnya terhadap kondisi rakyatnya terlebih dengan maraknya kasus bunuh diri ini, negara akan berperan penting terhadap pendidikan setiap rakyatnya, membina rakyatnya dengan akidah Islam. Tak hanya itu, sistem ekonomi pun diatur dalam Islam.

Dengan pengelolaan SDA yang dimiliki oleh negara seperti tambang emas, batu bara dll akan dikelola dan hasilnya akan dikembalikan pada rakyat. Dengan begitu semua rakyat akan terpenuhi kebutuhannya.

Bagi kepala keluarga yang tidak memiliki pekerjaan akan diberikan lapangan kerja. Disisi lain, negara juga mengontrol media sosial agar seluruh konten diarahkan untuk  mengedukasi rakyat.

Dari sini sangat jelas bahwa solusi mengatasi kasus bunuh diri bukan hanya bersifat parsial dan individu tapi harus secara komprehensif. Maka ini membutuhkan peran dari berbagai pihak baik keluarga, masyarakat (lingkungan) dan juga negara.

Bagaimana agar tercipta semua peran? Tentu dengan menghadirkan Islam sebagai aturan dalam kehidupan. Wallahu'alam bishowwab.(*)

Disclaimer Redaksi: Artikel adalah opini penulis, seluruh materi bukanlah tanggung jawab redaksi.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved