Jual Pepaya Naik Sepeda Ontel, Suwardi Tak Hiraukan Reumatik Demi Biayai Pengobatan sang Anak
Setiap hari Suwardi mengayuh sepeda ontel-nya sejauh 6 kilometer dari Desa Ayula Kabupaten Bone Bolango menuju Kota Gorontalo.
Penulis: Risman Taharudin | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Terik matahari siang tak menghalangi Suwardi mencari nafkah.
Setiap hari Suwardi mengayuh sepeda ontel-nya sejauh 6 kilometer dari Desa Ayula Kabupaten Bone Bolango menuju Kota Gorontalo.
Mulai pagi, pria paruh baya ini sudah berkeliling Kota Gorontalo menjual buah pepaya ke masyarakat.
Kata Suwardi, pepaya yang dijual bukan berasal dari hasil kebun sendiri.
Ia memasok pepaya dari pedagang di wilayah Kecamatan Tapa.
Kemudian buah pepaya itu dijajakan sekitar Kota Gorontalo dan Bone Bolango.
Suwardi bahkan tak menghiraukan penyakit reumatik (asam urat).
Ia sesekali berhenti di tepi jalanan sambil menunggu pembeli.
Harga pepaya disesuaikan ukuran. Pepaya berukuran sedang dijual Rp 10 ribu, sedangkan ukuran besar Rp 15 ribu.
Dari penjualan setiap buah, ia memperoleh keuntungan Rp 5 ribu.
Suwardi telah bertahun-tahun jualan pepaya menggunakan sepedanya.
Baca juga: Pria Paruh Baya Gorontalo Ini Keliling Jual Celengan Kayu demi Beli Susu Bayi 9 Bulan
Ia tidak mengejar keuntungan semata. Baginya untuk kecil dan besar sama saja, sebab semua itu tergantung dari rasa syukur.
Setiap pemesanan buah pepaya dari pemasok, Suwardi merogoh kocek sebesar Rp 150 ribu.
Keuntungannya pun fluktuatif. Kadang dagangannya tidak laku.
Banyaknya pasar buah menjual pepaya menyulitkan Suwardi mendapatkan laba besar.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.