Soal Cawe-cawe Pilpres, Ganjar Tegaskan Jokowi Punya Hak, Pastikan Tidak Akan Intervensi Politik

Calon Presiden (Capres) usungan PDI-Perjuangan, Ganjar Pranowo memberi pernyataan terkait isu cawe-cawe Presiden Jokowi dalam penentuan penggantinya.

Editor: Ananda Putri Octaviani
TribunGorontalo.com/@ganjar_pranowo
Capres PDIP Ganjar Pranowo saat mendampingi Presiden Joko Widodo salat Idulfitri 1444 Hijriah di Masjid Raya Syekh Zayed, Solo, Sabtu 22 April 2023. Terbaru, Ganjar Pranowo yang menjadi Calon Presiden (Capres) usungan PDI-Perjuangan,  memberi pernyataan terkait isu cawe-cawe Presiden Jokowi dalam penentuan penggantinya. 

Kelompok Antitesa Pemerintah

Partai Amanat Nasional (PAN) meyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan melakukan penyimpangan kekuasaan atau abuse of power, dalam hal ini melakukan upaya untuk menjegal salah satu paslon.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum PAN sekaligus Juru Bicara PAN Viva Yoga Mauladi menyikapi cawe-cawe Jokowi dalam kontestasi politik 2024.

"Pak Presiden Jokowi tidak akan melakukan atau melakukan penyimpangan kekuasaan dengan menggunakan fasilitas negara atau menggerakkan institusi negara untuk tujuan politik.

"Saya meyakini hal itu tidak akan dilakukan oleh Presiden Jokowi," kata Viva Yoga, Kamis (1/6/2023).

Apabila mengacu Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu yang di dalamnya mengatur mengenai mekanisme, prosedur, dan proses pilpres, tak ada norma yang dilanggar Presiden.

"Secara yuridis, tidak ada aturan dan Undang-undang yang dilarang, terutama Undang-undang Nomor 7 tahun 2017 tentang Pemilu."

"Secara etis, tidak ada norma dan kepatutan yang dilanggar," kata Viva Yoga.

 

Bakal Calon Presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan saat jumpa pers di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023).
Bakal Calon Presiden (capres) dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan saat jumpa pers di Sekretariat Perubahan, Jakarta Selatan, Selasa (30/5/2023). (Tribunnews.com/Rizki Sandi Saputra)

 

Dengan adanya pro kontra soal cawe-cawe ini, Viva menuding kalau hal tersebut, muncul karena adanya kekhawatiran kelompok antitesa Presiden Jokowi.

Kelompok tersebut, menurut Viva, merasa khawatir karena banyaknya masyarakat yang merasa puas dengan kinerja pemerintah

Apalagi hasil survei tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi terbilang tinggi.

"Jangan-jangan ada rasa kekhawatiran dari 'kelompok antitesa presiden' dengan hasil survei tingkat kepuasan publik terhadap pemerintah yang masih tinggi, 74,5 persen (Populi Centre) akan berpengaruh secara elektoral akibat Jokowi effect."

"Sehingga, membuat opini character assasination terhadap figur Presiden Jokowi dengan mengatasnamakan demokrasi," kata dia.

Sumber: Tribunnews.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved