Human Interest Story

Pasutri di Gorontalo Iseng Bikin Kue Balapis, Rupanya Disukai Warga Kini Beromset Jutaan

Peluang ini kemudian diambil oleh Eka Putra Pratmadjaya Niaty atau sering disapa Yaya. Pria berusia 37 tahun ini mengaku iseng-iseng jualan kue balapi

|
TribunGorontalo.com/FajriKidjab
Kue balapis buatan pasutri di Gorontalo. Laris manis hingga untung jutaan. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Limboto - Kue balapis merupakan salah satu makanan paling populer di Gorontalo. Tak mengherankan kue ini kerap diburu masyarakat terutama saat ramadhan tiba.

Peluang ini kemudian diambil oleh Eka Putra Pratmadjaya Niaty atau sering disapa Yaya. Pria berusia 37 tahun ini mengaku iseng-iseng jualan kue balapis.

Cerita berawal ketika neneknya begitu menyukai kukis tetapi alergi telur. Saat itu ia masih berpacaran dengan Cristiane Siwu, wanita yang kini telah menjadi istrinya.

"Maitua (istri) bawakan kukis balapis yang dibikin orang Sangir. Saya pe oma suka," kata Yaya saat ditemui TribunGorontalo.com di kediamannya, Kamis (4/5/2023) sore.

Usai menikah, istrinya (Cristiane) tertarik untuk coba membuat kue itu sendiri.

Pemilik Anayaz Kukis Limboto; Cristine bersama suaminya Yaya dan anaknya.
Pemilik Anayaz Kukis Limboto; Cristine bersama suaminya Yaya dan anaknya.

Baca juga: Cerita Martinus Towalu Merantau 6 Tahun di Manado, Pulang Gorontalo Jadi Juragan

Berbekal tutorial YouTube, Cristiane mulai bereksperimen pada tahun 2019.

Setelah dirasa mendapat racikan yang pas, mereka pun membagikannya ke keluarganya.

Lantas terbesit ide Cristiane untuk menjual kue balapis.

"Saya memang dari dulu itu suka bekerja tapi dari rumah saja, yang penting ada pemasukan," ujar Cristiane.

Lalu Cristiane disarankan suaminya (Yaya) agar menjual kue tersebut ke rekan-rekan kantornya.

Namun mereka menjual setiap hari satu nampan saja. Karena belum memiliki mesin produksi seperti sekarang.

"Waktu itu 10 ribu per mika. Saya bajual itu 2020 sebelum covid," kata Yaya.

"Waktu itu masih supir. Bajual itu saya kasih tinggal di meja kantor. Lalu ditaruh kertas sama bolpoin. Jadi siapa yang ambil tulis saja," kenang dia.

Selanjutnya pada tahun 2021, ia bersama istrinya memutuskan memperbanyak produksi kue balapis.

Penjualan pun mulai menggunakan media sosial facebook. Lalu usaha dinamakan Anayaz Kukis, akronim dari nama anak mereka, Anaya Azkadina.

Rumah produksi di Jalan Ra'uf Mo'o, Kelurahan Kayu Bulan, Limboto.

Bermodalkan sekira Rp 700-an ribu, Anayaz Kukis akhirnya melebarkan sayapnya.

Perlahan tapi pasti, mereka mulai menerima banyak pesanan. Bahkan kue balapis milik Anayaz Kukis sering dijadikan referensi oleh-oleh khas Gorontalo.

"Itu paling banyak dikirim ke Makassar," ungkap Cristiane.

Tak tanggung kini omset Anayaz Kukis mencapai Rp 50-60 juta per bulan.

Mereka merekrut tiga karyawan yang membantu proses produksi.

Setiap hari mereka memproduksi 32 nampan kue balapis.

Anayaz Kukis menyediakan beberapa varian rasa, sebagai berikut:

- Coklat susu polos: Rp 65 ribu 

- Coklat susu + chocochips: Rp 75 ribu

- Coklat susu + kacang kenari: Rp 80 ribu

- Coklat susu + silverqueen: Rp 80 ribu

- Pandan susu/pandan coklat: Rp 75 ribu

- Pandan susu/pandan coklat + kacang kenari: Rp 90 ribu

- Pandan susu/pandan coklat + silverqueen: Rp 90 ribu

Tidak hanya menjual kue balapis saja, Ayanaz Kukis juga menerima pemesanan kue ulang tahun, kue kering hingga bucket.

Kue balapis milik Anayaz Kukis pun hampir tidak pernah mendapatkan komentar negatif dari pelanggan. Sehingga usaha kue balapis ini sudah bertahan hampir tiga tahun lamanya. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved