Human Interest Story

Nestapa Pedagang di Wisata Tangga 2000 Gorontalo, 12 Tahun Jualan Jagung Bakar Kini Mulai Sepi

Ia duduk bersila di lapaknya di bibir jalan. Memandang lalu lalang kendaraan di wisata Tangga 2000 Gorontalo tersebut. 

|
TribunGorontalo.com/FajriKidjab
Udin memandang jam tangannya. Berharap waktu tak cepat berlalu dan orang-orang datang membeli dagangannya di wisata Tangga 2000 Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Mata Udin ke sana kemari, menyapu pandangannya ke sepanjang jalan di wisata Tangga 2000 Gorontalo

Ia duduk bersila di lapaknya di bibir jalan. Memandang lalu lalang kendaraan di wisata Tangga 2000 Gorontalo tersebut. 

Ia hanya berharap, dari ratusan yang lewat hari itu, ada satu yang mampir dan membeli dagangannya. 

Udin adalah pria 62 tahun. Ia berjualan di kawasan wisata Tangga 2000 Gorontalo

Dalam beberapa tahun belakangan, pedagang jagung bakar ini mengakui objek wisata Tangga 2000 makin sepi pengunjung. 

Ia mampu membedakan kondisinya sebab sudah 12 tahun menjalani usaha jagung bakar, namun pendapatan justru menurun.

Beberapa tahun terakhir, ia dan istrinya hanya mendapatkan keuntungan sebesar Rp 200 ribu per hari.

Baca juga: Berkemah di Wisata Bohulo Camp Gorontalo Cukup Bayar Rp 40 Ribu per Malam

Padahal, mereka pernah meraup keuntungan hingga Rp 4 juta per malam.

"Sekarang ini tinggal tergantung pembeli," kata Udin kepada TribunGorontalo.com, Selasa (2/5/2023) sore.

Kini mereka hanya mengharapkan keuntungan besar pada malam tahun baru saja.

Keberadaan kafe-kafe dan pedagang di tepi jalan Kota Gorontalo disebut penyebab lapak di Tangga 2000 mulai kehilangan pamor.

Udin mengaku tinggal di wilayah itu sejak Tangga 2000 belum dibangun.

Kala itu, ia masih menjual minyak tanah. Tetapi usaha itu terpaksa ditinggalkannya seiring munculnya BBM subsidi dan gas LPG.

Baca juga: Wisata Botutonuo Gorontalo Sepi di Akhir Masa Libur Lebaran 2023

Pria lansia itu lalu menjadi pengemudi kapal nelayan. 

"Sudah satu tahun saya berhenti. Sekarang bantu istri jualan," ujarnya.

Udin sempat mengutarakan niatnya kembali melaut saat kondisi hatinya memungkinkan.

Kedua anak perempuannya sudah menikah. Ia tinggal berdua bersama istrinya.

Udin menjual jagung bakar dan jagung rebus. Ia menjualnya Rp 7,5 ribu per tongkol. 

Sementara pisang raja goreng, pisang sepatu goreng dan goroho stik dijual seharga Rp 15 ribu per porsi.

Harga jagung dan pisang, kata Udin, membuatnya galau.

Sebab, untuk tiga tongkol saja dibeli seharga Rp 30 ribu. Sedangkan pisang satu tandan dibeli Rp 60-65 ribu.

Walaupun usahanya sekadar menghidupi kebutuhan sehari-hari, Udin merasa bersyukur karena fisiknya masih kuat. 

BACA SELANJUTNYA: Bersantai di Tangga 2000, Destinasi Wisata Gorontalo Favorit Anak Muda

Tangga 2000 adalah wisata Gorontalo yang sayang jika dilewatkan. Angka 2000 yang disematkan pada destinasi wisata ini, merujuk pada tahun peresmiannya, yakni tahun 2000.
Tangga 2000 adalah wisata Gorontalo yang sayang jika dilewatkan. Angka 2000 yang disematkan pada destinasi wisata ini, merujuk pada tahun peresmiannya, yakni tahun 2000.(TribunGorontalo.com/free)

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Wisata Gorontalo yang letaknya dekat dengan pusat kota adalah Tangga 2000.

Seperti wisata Gorontalo lainnya, pesona Tangga 2000 juga tidak kalah menarik. 

Sebab, Tangga 2000 merupakan wisata Gorontalo yang pemandangannya menghadap ke teluk Gorontalo atau Teluk Tomini. 

Jika dihitung, pusat Kota Gorontalo dengan Tangga 2000 hanya terpaut 3 km. Letaknya ada di Kelurahan Pohe, Kecamatan Hulonthalangi, Kota Gorontalo. 

Jalannya yang mulus, memungkinkan wisatawan Gorontalo bisa menjangkaunya menggunakan sepeda motor, mobil, ataupun bentor.


Baca Selengkapnya

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved