Kecelakaan Priscilia 88

Cerita Penumpang KM Expres Priscilia, Terpaksa Minum Air Kran Toilet

KM Express Priscilia mengalami mati mesin di tengah Teluk Tomini Gorontalo pada Senin malam (13/2/2023). 

|
Penulis: Ahmad Rajiv Agung Panto |
TribunGorontalo.com/AgungPAnto
Kapal cepat KM Express Priscilia bersandar di Pelabuhan Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Tragedi mati mesin yang dialami kapal cepat KM Express Priscilia 88 menimbulkan trauma bagi para penumpang.

KM Express Priscilia mengalami mati mesin di tengah Teluk Tomini Gorontalo pada Senin malam (13/2/2023). 

Bahrul Musa penumpang KM Express Priscillia asal Boalemo mengaku sempat pasrah. Apalagi saat itu para penumpang termasuk dirinya, mulai dehidrasi. 

“Kondisi penumpang itu dehidrasi, panas, ada anak anak, dan rata rata semua muntah hingga lebih 7 kali,” ujarnya.

Total 12 jam para penumpang terjebak di atas kapal yang tak bisa menyala. Mereka kehabisan air dan makanan yang hanya untuk persediaan 3 jam. 

“Kan kami tahu itu kapal cepat, cuma 3 jam setengah jadi kita itu sarapan cuma nasi kuning, dan kita tidak bawa makanan,” ungkap penumpang kapal Bahrul Musa.

Selain keterbatasan minuman, para penumpang lain rela minum air keran di toilet kapal. 

Situasi yang terombang ambing tersebut membuat beberapa sisa minuman para penumpang lain pun jatuh ke laut. 

“Itu sisa air yang ke sana kemarin kita minum, bahkan kita kasihan ke anak anak yang saat itu terlihat sudah mulai lemas,” tambah dia. 

Beruntung, 6 jam sejak terjebak di tengah Teluk Tomini Gorontalo, para penumpang dibantu Basarnas Gorontalo. 

Meski begitu, personel Basarnas Gorontalo yang datang menggunakan perahu penyelamatan (rescue boat), kesulitan menyalurkan makanan. 

Sebab, saat kejadian itu, Teluk Tomini tengah ‘mengamuk’. 

“Basarnas sudah ada jam 2 (dini hari), Basarnas juga tidak bisa buat apa-apa kapal itu juga kecil. Perasaan kita saat itu sudah pasrah karena ombak 3 hingga 5 meter sudah memasuki Lt 1 kapal,” kata pria asal Kabupaten Boalemo.

Para penumpang pun saat itu  telah menggunakan pelampung, bahkan kehabisan cara, dan sudah pasrah atas kondisi yang mereka alami. 

Harapan mulai dimiliki para penumpang, kala KM Sabuk Nusantara datang menarik Priscilia ke Pelabuhan Gorontalo. 

“Kita mendapatkan bantuan Basarnas nanti pukul 2 , sedang Sabuk Nusantara nanti pukul 5 subuh,” tutup dia. 

Dadang Moridu, seorang penumpang lainnya yang ditemui TribunGorontalo.com meminta, agar otoritas resmi memperhatikan kondisi kapal.  

Agar kejadian seperti itu, tidak terjadi. Terutama, fasilitas SOS, misalnya suar (flare). 

“Serta ketersediaan air minum,” singkatnya .(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved