AS Bantu Korban Gempa Suriah tetapi Tidak Melalui Pemerintah Assad

TRIBUNGORONTALO.COM, Damaskus - Amerika Serikat mengatakan sedang bekerja dengan mitra untuk memberikan bantuan gempa ke Suriah tetapi akan berdiri teguh melawan bekerja dengan pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Stephen Allen, yang memimpin respons di lapangan untuk Badan Pembangunan Internasional AS (USAID), mengatakan sebagian besar kerusakan berada di wilayah yang dikuasai pemberontak dan USAID memiliki mitra lokal di sana.

Dia mengatakan lembaganya sedang mengarahkan kembali bantuan yang sudah ada untuk membantu warga Suriah yang dilanda perang, dan berfokus pada upaya penyelamatan dan kebutuhan mendesak lainnya termasuk menyediakan tempat tinggal dan makanan.

“Kami mendapat tanggapan penuh kemanusiaan di Suriah barat laut sekarang,” kata Allen kepada wartawan.

Dia menolak menyebutkan nama kelompok non-pemerintah yang bekerja dengan AS, dengan alasan keamanan operasional.

Washington telah menolak untuk menormalisasi hubungan dengan pemerintah Assad atau untuk memberikan bantuan rekonstruksi langsung, mencari pertanggungjawaban atas pelanggaran selama perang saudara hampir 12 tahun yang brutal.

Pemerintah Suriah bersikeras bahwa bantuan internasional—bahkan ke daerah yang dikuasai pemberontak—dialirkan melalui agen-agennya.

Bantuan Medis dan Makanan

Komite Palang Merah Internasional mengatakan telah mengirimkan peralatan bedah, cukup untuk merawat 100 orang, ke rumah sakit umum di Aleppo, Suriah.

“Lebih dari itu dan peralatan medis sedang dalam perjalanan ke Aleppo, Latakia dan Tartous, bersama dengan ribuan makanan kaleng yang cukup untuk puluhan ribu orang, selimut dan kasur, serta barang-barang penting lainnya,” kata ICRC dalam sebuah pernyataan.

Kim Jong Un

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dilaporkan telah mengirimkan belasungkawa tentang gempa Senin kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad.

"Saya yakin bahwa di bawah kepemimpinan Anda, pemerintah Suriah dan rakyatnya akan mengatasi kerusakan akibat gempa secepat mungkin dan kehidupan orang-orang yang terkena dampak akan stabil," lapor kantor berita Yonhap, mengutip jaringan radio milik pemerintah Korea Utara.

Yonhap, sebuah kantor berita Korea Selatan, mengatakan tidak ada laporan di media negara tentang belasungkawa yang dikirim ke Turki.

(*)