Kakek Ini Keluhkan Orang Buang Sampah di Lahan Miliknya

Seorang kakek bernama Ango Alata (71) mengeluhkan persoalan sampah di lahan miliknya. Walaupun selalu dibersihkan, kejadian terus terjadi.

Editor: Dinie S Awwali
TribunGorontalo.com
Penampakan sampah di sekitaran Jalan Pasar Minggu, Telaga, Kabupaten Gorontalo. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Kabupaten - Seorang kakek bernama Ango Alata (71) mengeluhkan persoalan sampah di lahan miliknya.

Walaupun selalu dibersihkan, kejadian terus terjadi hingga setahun terakhir.

Kendati, papan peringatan larangan buang sampah di tempatnya telah dipasang. Namun, dirusak orang tak bertanggung jawab.

Menurut kakek yang akrab disapa Opa Ango ini, acap kali memergoki pelakunya di tengah malam.

"Pernah saya dapa dusu (pernah saya kejar), kalau riki saya bage deng batu (sampai saya buang batu)," ungkap Ango kepada TribunGorontalo.com, Kamis (19/1/2022).

Dia pun sempat mencurigai warga sekitar sebagai pelakunya. Karena terlanjur sakit hati, Opa Ango membiarkan sampah menumpuk, lalu menguraikannya ke jalanan.

Alhasil, sepanjang jalan Pasar Minggu ini dipenuhi sampah-sampah plastik.

"Saya ini terus terang butuh huruf, Pak," akunya.

Aparat Desa Hulawa sejatinya sudah beberapa kali membantu pembersihan sampah. Hal ini pun dibenarkan Kepala Desa Hulawa, Herlina Lihawa.

Menurut Bunda Herlina, polemik "sampah tak bertuan" ini telah lama berselang.

"Ini sudah lama kejadiannya. Dan kami juga pemerintah desa beberapa kali ikut membantu," kata Herlina saat ditemui TribunGorontalo.com di Kantor Desa Hulawa, Kamis (19/1/2022).

Hanya saja, Herlina menyayangkan tindakan pihak keluarga Alata yang seakan acuh tak acuh.

"Dari desa sudah berbagai upaya torang buat, bahkan pasang baliho. Torang bersih-bersih sampah sampai bawa mobil," ucap dia.

Kades Hulawa dua periode ini mengaitkan polemik tersebut dengan peristiwa di tahun 2019. Kala itu, pihak keluarga Alata sempat berseteru dengan beberapa warga sekitar soal lahan seluas 177 m⊃2; x 102 m⊃2; itu.

Keluarga Alata memenangkan putusan pengadilan, kemudian sekitar 17 rumah warga dieksekusi.

Akan tetapi, Bunda Herlina enggan berkomentar lebih jauh mengenai tudingan keluarga Alata.

Dirinya cukup menyarankan keluarga Alata senantiasa membersihkan lahan tersebut.

"Kemarin itu sampai numpuk banyak, loh. Karena tinggi-tinggi dorang pe pohon. Nanti sudah ditegur tiga kali baru dikasih bersih," jelas dia.

Disamping itu, baginya persoalan sampah seharusnya menjadi tanggung jawab keluarga Alata.

Pasalnya, dana Desa Hulawa tak mampu jika harus menanggung semua pengangkutan sampah terus menerus.

Sebab, setiap pengangkutan sampah menggunakan truk Dinas Lingkungan Hidup dikenai biaya operasional.

Untuk itu, Bunda Herlina mengirim surat kepada keluarga Alata guna menanggung semua biaya pengangkutan sampah.

"Torang akan kerja bakti besok. Nanti truk DLH ditanggung keluarga itu," tandas dia. (*)

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved