Opini

Peran Orang Tua dan Guru dalam Menumbuhkan Motivasi Belajar Anak Usia Dini

Para ahli psikologi menjelaskan, istilah anak usia dini sebagai individu yang berbeda yang memiliki ciri-ciri yang tampak dari psikologis

TribunGorontalo.com
Para ahli psikologi menjelaskan, istilah anak usia dini sebagai individu yang berbeda yang memiliki ciri-ciri yang tampak dari psikologis. 

Terkadang orang tua lupa memperhatikan hal-hal kecil yang sangat penting bagi anak. Misalnya, ketika anak memperlihatkan gambar yang dibuat kepada orang tua, kemudian dengan orang tua memberikan jempol tangan dan tersenyum pada anak atau mengatakan “hebat” dan melakukan tos dengan anak akan menambah semangat anak.

Tidak menutup kemungkinan dia akan mencoba hal tersebut dan siapa tahu memang bakatnya di situ dan dengan respon yang baik yang diberikan orang tua akan berdampak luar biasa terhadap anak atau biasa menjadi sebuah motivasi yang nantinya berdampak positif pada anak.

Dukungan pada anak tidak hanya berasal dari orang tua tetapi juga dari guru di sekolah karena ketika guru mampu berkomunikasi dan memberikan motivasi yang baik terhadap anak. 

Nantinya, guru akan lebih mudah melakukan pendekatan dengan anak. sama halnya dengan yang dilakukan orang tua, guru di sekolah dapat memberikan dukungan hanya dengan hal- hal kecil. 

Seperti dengan mendengarkan anak ketika bercerita mengenai suatu hal, merespon dengan baik ketika anak meminta perhatian, memberikan perlakuan yang sama rata kepada seluruh anak agar tidak muncul kecemburuan pada anak, sebisa mungkin guru berlaku adil dalam hal apapun itu.

Kami mahasiswa jurusan Pendidikan Guru Paud, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melakukan observasi di salah satu TK di Gorontalo. 

Dalam observasi yang merupakan tugas mata kuliah pendidikan anak yang diampu dosen Sri Rawanti S.Pd, M.Pd itu, kami menemukan sejumlah permasalahan.

Ketika kami melakukan observasi kami mengamati anak dan guru. baik anak dengan temannya maupun interaksi anak dengan guru. Saat itu lah kami sadar ketika nanti kami menjadi pendidik kami bukan hanya menjadi seorang guru dengan menyediakan pembelajaran namun kami juga perlu memperhatikan hal-hal kecil mengenai anak dari sikap anak yang berbeda-beda sampai cara kami nanti menanggapinya seperti apa. 

Contohnya dalam hal merespon hasil pekerjaan anak. baik buruk yang dilakukan anak kami nanti sebagai pendidik sebisa mungkin melontarkan kata yang bisa dipahami dan dimengerti oleh anak dan membiasakan mengapresiasi usaha anak dulu kemudian memperbaiki pekerjaanya jika salah atau tidak sempurna. 

Contohnya ketika anak di minta menirukan gambar yang ada dan ketika tidak sesuai kita bisa merespon dengan mengapresiasi dulu seperti “wah bagus sekali”.

Jika masih ada yang kurang atau belum sempurna bisa kita tanyakan kembali apakah menurut si anak itu sudah benar atau belum.

Dengan begitu anak akan merasa dihargai juga akan lebih memahami dengan memperhatiakan kembali atas apa yang anak kerjakan.

Disclaimer: Artikel adalah opini para penulis. Materi yang ditulis sepenuhnya tanggung jawab penulis.

Berita Terkait

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved