Film Gorontalo-Manado Berjudul Uti dan Keke Akan Tayang di XXI, Ini Tanggalnya
Informasinya, film ini akan tayang di bioskop XXI pada Kamis 17 November 2022. Namun hanya di wilayah Gorontalo dan Manado, Sulawesi Utara.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Setelah tiga tahun melakukan syuting, kini tibalah waktu film Gorontalo-Manado dirilis ke publik.
Film tersebut berjudul Uti dan Keke, digarap oleh rumah produksi Gema Production.
Informasinya, film ini akan tayang di bioskop XXI pada Kamis 17 November 2022. Namun hanya di wilayah Gorontalo dan Manado, Sulawesi Utara.
Selanjutnya, baru film tersebut akan ditayangkan ke berbagai bioskop di tanah air.
Billy Noval Hasan Produser Film Uti deng Keke mengatakan, film sudah dirintis selama lebih 3 tahun. Sempat terhenti karena pandemi Covid-19.
Selanjutnya Proses syuting film di lakukan mulai bulan Juli, Agustus, dan September kemarin.
Lanjut Billy, Ia harus mengumpulkan para pemain selama dua bulan di Gorontalo.
Tujuannya mengenalkan budaya daerah itu kepada para aktor. Baik adat, budaya, maupun bahasa setempat.
“Perlu kami sampaikan film ini mengandung banyak edukasi, toleransi dan kolaborasi antara dua daerah yaitu Provinsi Sulawesi Utara dan Gorontalo,” kata Billy Noval Hasan, Selasa (15/11/2022).
Billy mengaku melibatkan 30 aktor dalam film tersebut. Rinciannya, 10 aktor lokal Gorontalo, sisanya gabungan Manado dan Jakarta.
Seorang aktor, Ridwan Abdul menceritakan, bahwa banyak pesan moral yang bisa diambil dalam film tersebut. Apalagi soal nilai toleransi.
"Hartono selaku produser eksekutif, ia seorang laboratorium kerukunan umat beragama bagi masyarakat," katanya.
Ada perpaduan suku, budaya, etnis dan kearifan lokal dari Manado dan Gorontalo yang ditonjolkan dalam film tersebut.
“Kepada warga masyarakat ayo kita ajak untuk bersama Nonton bareng, menyaksikan film yang membawa pesan moral toleransi umat beragama," katanya.
Dilansir dari TribunManado.com, Hartono ketika diwawancarai menyampaikan, Film Uti dan Keke menceritakan persahabatan dua anak dari remaja hingga SMA yang memiliki latar belakang agama dan suku yang berbeda.