Pilpres 2024
Tensi Politik Pilpres 2024 Naik: Isu Reshuffle Kabinet Menguat, Menteri dari Nasdem?
Isu reshuffle kabinet mengencang pasca Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres pada Pilpres 2024.
TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Tiga menteri Partai Nasdem bakal terdepak dari Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II jelang Pilpres 2024.
Isu reshuffle kabinet mengencang pasca Partai Nasdem mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres pada Pilpres 2024.
Eskalasi politik Pilpres 2024 mengencang. PDIP dan Nasdem saling 'membalas pantun'. Bahkan relawan Joko Widodo mendesak reshuffle menteri dari Nasdem.
Nasdem memiliki tiga kader yang sekarang menjabat sebagai menteri, yaitu:
- Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo,
- Menteri Komunikasi dan Informasi Johnny G Plate,
- Menteri Lingkuhan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion Dedi Kurnia Syah menilai, ada ketegangan di internal koalisi pemerintah yang membuat Presiden Joko Widodo mewacanakan rencana reshuffle kabinet.
Dedi mengatakan, setelah Partai Nasdem mendeklarasikan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden, Jokowi perlu mempertimbangkan kepentingan politik di kabinetnya.
Baca juga: Mengukur Peluang Anies Baswedan - AHY di Pilpres 2024: Target Ketum Demokrat Cukup Menteri
"Ketegangan politik itu ada, terlebih Presiden juga tidak lama sebelum ini bertemu dengan Megawati, bagaimanapun Jokowi perlu menimbang kepentingan politik di kabinetnya," kata Dedi kepada Kompas.com, Kamis (13/10/2022).
Dedi mengatakan, menteri-menteri dari Partai Nasdem berisiko terlempar dari kabinet setelah Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai capres.
Ia berpandangan, hal yang menjadi persoalan sesungguhnya bukan sikap Nasdem yang mendeklarasikan calon presiden, melainkan sosok Anies yang menjadi calon presiden.
Sebab, menurut Dedi, partai koalisi pemerintah seolah khawatir bila Anies mengikuti Pemilihan Presiden 2024 karena Anies berpeluang menang dan dapat menjadi ancaman bagi kebijakan Jokowi ke depan.
"Karena Anies menjadi jauh lebih populer pasca-dideklarasikan Nasdem, bukan tidak mungkin partai penyokong pemerintah dilanda kekhawatiran, dan untuk menekan manuver Nasdem, bisa saja usulan reshuffle itu muncul," kata dia.
Akan tetapi, Dedi menilai, aneh bila Nasdem dikeluarkan dari kabinet karena mengusung Anies sebagai calon presiden.
"Karena Anies bukan siapa-siapa dalam konteks koalisi pemerintah, ia bukan dari kalangan oposisi, tetapi jika memang ada kekhawatiran yang lain, semua bisa saja terjadi," ujar Dedi.
Dedi mengatakan, Jokowi mestinya juga tidak menuruti kemauan elite politik untuk merombak kabinet dengan menyingkirkan menteri dari Nasdem.
Hal ini ia sampaikan berkaca dari pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang memberi pesan tersirat bahwa Nasdem akan ditendang dari kabinet.
Baca juga: Survei Pilpres 2024: Hanya 32 Persen Massa Nasdem Pilih Anies Baswedan - AHY
Dedi menilai, pernyataan Hasto itu justru memperkeruh situasi, tidak produktif, dan kental dengan nuansa pembelaan.
"Seharusnya Presiden tidak menuruti kemauan elite politik mendepak Nasdem, jikapun reshuffle diperlukan bukan karena faktor pengusungan Anies oleh Nasdem," kata dia.
Sebelumnya, Jokowi menegaskan bahwa ada rencana perombakan kabinet atau menteri.
Hal itu disampaikan Jokowi dalam menjawab pertanyaan awak media mengenai rencana reshuffle setelah Partai Nasdem mengusung Anies sebagai calon presiden.
Namun demikian, Jokowi tak mengungkapkan kapan, bagaimana, dan siapa menteri yang nantinya akan di-reshuffle.
"Rencana selalu ada. Pelaksanaan nanti diputuskan," ujar Jokowi dengan singkat saat meninjau lokasi proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung yang berada di Tegalluar, Jawa Barat, Kamis siang.
Adapun Anies kerap dinilai sebagai figur yang berseberangan dengan politik Istana.
Padahal, Partai Nasdem merupakan salah satu parpol koalisi pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin. Parpol koalisi pemerintah adalah PDI-P, Golkar, Gerindra, Nasdem, PKB, PPP, dan PAN.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi Rencanakan "Reshuffle" Kabinet, Pengamat Nilai Ada Ketegangan Politik"