Capres 2024
Update Capres 2024: Peluang Duet Puan Maharani-Prabowo hingga Sinyal 'Queen Maker' PDIP
Kian tipis peluang duet Puan Maharani-Prabowo Subianto atau sebaliknya menuju Pilpres 2024. Partai Gerindra telah deklarasikan Capres Prabowo.
TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Kian tipis peluang duet Puan Maharani-Prabowo Subianto atau sebaliknya menuju Pilpres 2024. Penyebabnya, Partai Gerindra telah deklarasikan Prabowo Capres.
Sementara nama Puan Maharani telah digadang-gadang sebagai capres dari PDIP. Meski peluangnya kecil, namun tak ada yang tak mungkin dalam politik.
Isu politik nasional lainnya, Megawati Soekarnoputri disebut hendak menjadi 'queen maker' dengan menggembleng capres PDIP. Meski tak disebutkan siapa capres, namun sinyal kuat untuk Ketua DPR Puan Maharani.
Baca juga: Jokowi Ditanya Restui Prabowo-Ganjar, Peluang Duet Puan Maharani-Prabowo Subianto
Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya menilai, kecil kemungkinan Gerindra bakal berkoalisi dengan PDI Perjuangan di Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Apalagi, baru-baru ini, Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto, telah menyatakan kesiapannya maju sebagai calon presiden di pilpres mendatang.
"Menurut saya tetap sulit kalau PDI-P dengan Gerindra karena logika dari pembagian kekuasaannya agak sulit," kata Yunarto kepada Kompas.com, Minggu (14/8/2022).
Yunarto mengatakan, elektabilitas PDI-P jauh mengungguli Gerindra. Pada Pemilu 2019 lalu, PDI-P menempati posisi puncak dengan perolehan 27.503.961 suara atau 19,33 persen.
Sementara, Gerindra mengekor di urutan kedua dengan mengantongi 17.594.839 suara atau 12,57 persen. Jika melihat elektabilitas tersebut, logikanya, kursi calon presiden menjadi jatah PDI-P.
Sebagai partai penguasa, menurut Yunarto, PDI-P enggan jika hanya mendapat kursi calon wakil presiden.
Sementara, Gerindra telah mendeklarasikan ketua umummya, Prabowo Subianto, maju sebagai capres.
Baca juga: Suara Kader PDIP hingga Relawan Daerah Beri Sinyal Puan Maharani Capres 2024
"PDI-P tentu saja tidak mau hanya menjadi cawapres karena partainya lebih kuat. Di sisi lain Pak Prabowo juga tidak mau menjadi cawapres karena memang kapasitasnya adalah capres," ujar Yunarto.
Oleh karenanya, melihat peta politik kini, Yunarto menilai, sulit bagi Gerindra berkoalisi dengan partai berlambang banteng itu.
"Itu yang menyebabkan menurut saya dari awal ketika muncul isu Prabowo-Puan bukan sebuah hal yang mudah untuk dipertemukan," katanya.
Alih-alih dengan PDI-P, lebih mudah bagi Gerindra berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) sebagaimana yang telah diresmikan belum lama ini. Namun demikian, lanjut Yunarto, koalisi-koalisi yang terbentuk saat ini masih sangat mungkin berubah sampai menjelang hari H Pemilu 2024 nanti.
"Apa yang diresmikan sekarang itu kan kalau kita analogikan dalam perkawinan baru lamaran ya, tapi janur kuningnya itu kan akad nikahnya oni kan baru akan dilakukan pada saat resmi pendaftaran KPU (Komisi Pemilihan Umum)," kata Yunarto.
"Dan kita tahu dengan sikap pragmatisme politik dari partai dan elite kita, biasanya sampai masa injury time masih bisa berubah," tuturnya.
Sebagaimana diketahui, Prabowo Subianto menyatakan bakal mencalonkan diri di Pemilu Presiden 2024. Rencana pencalonan itu telah dideklarasikan dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Gerindra yang digelar 12 Agustus kemarin.
Baca juga: Daerah Ramai Deklarasi Puan Maharani, Politisi PDIP Hendrawan Tanggapi Relawan Jokowi
“Dengan ini saya menyatakan bahwa dengan penuh rasa tanggung jawab saya menerima permohonan saudara untuk bersedia dicalonkan sebagai calon presiden Republik Indonesia,” kata Prabowo dalam Rapimnas Gerindra yang digelar di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat, Jumat (12/8/2022).
Selain deklarasi Prabowo sebagai capres, dalam Rapimnas kemarin juga dilakukan peresmian koalisi Gerindra-PKB.
Megawati Disebut Hendak Jadi "Queen Maker"
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor menilai, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri hendak menunjukkan diri sebagai "queen maker" pada Pemilu Presiden 2024.
Ini terlihat dari pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto yang menyebut bahwa Megawati tengah menggembleng calon presiden (capres) dari partai banteng.
"PDI-P ingin menunjukkan bahwa Bu Mega adalah queen maker. Jadi ingin memberikan sinyal bahwa (capres PDI-P) ini hasil keputusan dan hasil didikan seorang Ibu Megawati," kata Firman kepada Kompas.com, Senin (15/8/2022).
Sementara itu, nama Puan Maharani terus menguat sebagai capres. Sejumlah daerah ramai mengusulkan Ketua DPR itu sebagai capres dari PDIP.
Menurut Firman, PDI-P saat ini sebenarnya telah mengantongi sejumlah nama kadernya yang masuk dalam radar capres.
Hanya saja, nama-nama tersebut belum diumumkan ke publik kendati beberapa partai telah mengumumkan koalisi, bahkan ada yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden.
Penggemblengan beberapa kandidat capres PDI-P, menurut Firman, untuk memastikan bahwa sosok tersebut betul-betul sesuai dengan figur pemimpin yang diinginkan Megawati.
"Kalau di PDI-P itu kan istilahnya harus tegak lurus, sistem komando. Ini untuk mencegah ada satu figur yang keluar dari selera Bu Mega, apakah itu selera pemikiran, selera attitude, maupun selera kecenderungan koalisi nantinya," ucap Firman.
Firman berpendapat, penggemblengan capres PDI-P juga menunjukkan bahwa partai pimpinan Megawati itu masih butuh waktu untuk menentukan nama capresnya.
Sebagai satu-satunya partai yang memenuhi presidential threshold, Firman menilai wajar jika PDI-P tak terburu-buru soal nama capres.
Sebab, sebagai partai penguasa, bukan tidak mungkin keputusan PDI-P soal capres kelak akan menarik partai-partai lain bergabung, kendati diumumkan pada detik-detik terakhir pendaftaran capres.
"Penggembelengannya ini saya kira muatannya adalah agar nanti seluruh kader PDI-P solid di bawah orang ini karena dia sudah direstui Bu Mega," kata Firman.
Sejauh ini, menurut Firman, capres PDI-P masih berkutat pada dua nama, antara Ketua DPP PDI-P Puan Maharani atau Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Sejak beberapa bulan terakhir, tampak upaya PDI-P mendongkrak elektabilitas Puan. Namun, elektabilitas putri Megawati itu belum juga menunjukkan peningkatan signifikan.
Oleh karenanya, lanjut Firman, waktu setahun ke depan masih akan dimanfaatkan oleh PDI-P mendorong elektabilitas Puan, sembari mempertimbangkan nama lain yang elektabilitasnya lebih menjanjikan.
"Kalau (capres) diumumkan last minute sekali, pasti akan memunculkan sosok yang elektabilitasnya tinggi," kata Firman.
"Tapi kalau dia munculkan tidak last minute, mungkin akan diupayakan untuk mencari sosok yang tidak terlalu tinggi elektabilitasnya, tapi masih bisa diupayakan dengan deal-deal politik," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto membeberkan bahwa partainya tak tinggal diam menjelang Pilpres 2024.
Salah satu yang diakuinya, Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri turut memberikan bimbingan bagi kader-kader capres.
“Untuk Pilpres, semua baru digembleng oleh Ibu Megawati. Kan (pendaftaran capres) masih Agustus tahun depan,” kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (14/8/2022).
Hasto menyebutkan, partainya punya banyak calon pemimpin. Mereka dihasilkan lewat sekolah partai dan pendampingan oleh para kepala daerah yang telah berhasil.
“Kader PDI Perjuangan banyak. Ada Mas Bobby (Bobby Nasution, Wali Kota Medan) di Kota Medan, Pak Rapidin (Ketua DPD PDI-P Sumut) juga kader hebat membawa kemajuan daerah,” ucap dia.
(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Prabowo Deklarasi Capres 2024, Kans Gerindra Koalisi dengan PDI-P Dinilai Kian Sulit"