Tidak Sembarangan Tebang Pohon di Bone Bolango, Harus Izin ke DLH
Tidak boleh sembarangan menebang pohon di Bone Bolango. Penebangan harus dilakukan berdasarkan izin DLH.
Penulis: Husnul Puhi |
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bone Bolango mengakui jika Bone Bolango memiliki aturan ketat soal penebangan pohon.
Meski penebangan pohon harus dilakukan karena masuk dalam kawasan proyek, namun tetap saja penebangan tidak boleh sembarangan dilakukan.
Menurutnya, setiap penebangan pohon di Bone Bolango harus berdasarkan izin Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.
Karena itu, dalam proyek pembangunan drainase di sepanjang depan kampus 4 Universitas Negeri Gorontalo (UNG), PU tidak melakukan penebangan pohon.
"Kami tidak bisa menebang pohon itu, karena harus izin terlebih dahulu," ungkap Azwar Labado Bagian Cipta Karya Dinas PU Bone Bolango saat ditemui TribunGorontalo.com, Senin (25/7/2022).
Hal yang diungkapkan Azwar, dibenarkan oleh Kusno Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bone Bolango.
Kata dia, bahwa seluruh pohon di Bone Bolango, dilindungi. Tidak boleh sembarangan ditebang.
Sebab, semuanya harus berdasarkan rekomendasi dan izin DLH.
"Seluruh pohon yang ditanam oleh Pemda itu harus konfirmasi dulu ke kami (jika ditebang)," ungkap Kusno.
Biasanya, setelah menerima surat penebangan pohon, pihaknya akan mendatangi lokasi penebangan.
Lalu, pihaknya akan memberikan rekomendasi apakah memang perlu melakukan penebangan atau tidak.
Sebelumnya diketahui, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bone Bolango membangun drainase tanpa menebang pohon. Kendati, drainase itu berada sangat dekat dengan pohon-pohon.
Perencanaan pembangunan drainase ini seakan menegaskan komitmen Pemkab Bone Bolango terkait perlindungan pohon.
Artinya, Pemkab Bone Bolango membuktikan bahwa membangun tidak harus mengorbankan pohon-pohon.
Diketahui, drainase yang dibangun oleh Pemkab Bone Bolango saat ini berada di depan kampus 4 UNG, tepatnya di Jalan Prof. DR. Ing B.J Habibie, Desa Moutong, Kecamatan Kabila, Kabupaten Bone Bolango.
Drainase yang dibangun bahkan terlihat harus berbagi ruang dengan pohon-pohon. Yang dikorbankan hanya akar-akar pohon. (*)