Jumlah Tangkapan Berkurang, Nelayan Bonepantai-Gorontalo Terpaksa Menyeberang ke Perairan Sulut
Nelayan Bonepantai-Gorontalo mengaku tangkapan di perairan Bone Bolango menurun dalam tiga bulan terakhir
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Jumlah tangkapan nelayan Bonepantai, Bone Bolango, Gorontalo kian berkurang.
Menurut nelayan Bonepantai, kondisi perairan Bone Bolango kini tidak lagi serupa dulu.
Seorang nelayan Bonepantai kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (23/7/2022) menjelaskan, makin hari makin sulit mencari ikan di perairan tersebut.
Karena itu, nelayan pun kini terpaksa menyeberang ke perairan Bolaang Mongondow Selatan (Bolsel), Sulawesi Utara (Sulut).
“Sudah tiga bulan terakhir ini kami nelayan Bonepantai terpaksa melaut sampai ke Bolsel,” ungkap Razak Suleman, usai menarik perahunya ke bibir pantai.
Kata dia, ada sedikitnya 20 nelayan yang kini bermigrasi ke perairan Bolsel. Mereka kata dia memancing ikan apapun.
“Karena ikan di sekitar Bone Bolango sangat sulit didapatkan," ketus Razak.
Jika memaksakan mencari ikan di perairan Bone Bolango, dalam sekali melaut, paling banyak hanya mampu mendapatkan 30-an kg ikan.
Jumlah itu tentu kata dia tidak sebanding dengan biaya bahan bakar minyak (BBM) yang dikeluarkan. Belum lagi biaya operasional lainnya.
Padahal dulu kata Razak, sekali melaut saja, pulang membawa 90 hingga 100 kg ikan.
Apa yang diungkapkan Razak, juga dibenarkan oleh Budiyono.
Kesulitan mendapatkan tangkapan inilah yang lantas menyebabkan ikan di pasaran naik.
Julin, wanita yang saban hari berjualan ikan itu, harga ikan segar kini merangkak naik. Meski tidak cukup signifikan.
Kenaikan rata-rata seribu rupiah. “ikan Tuna dijual dengan harga Rp 29 ribu dari yang sebelumnya Rp28 ribu," katanya.
Kemudian, ikan Cakalang dari Rp 14 ribu menjadi Rp 16 ribu.
Ikan layang dijual Rp15 ribu atau naik Rp2 ribu dibanding biasanya.
Ikan Deho atau ikan Tongkol paling tinggi harganya. Awalnya dijual Rp 15 ribu, kini dijual Rp 21 ribu.
"Naiknya itu mulai perlahan-lahan," kata Julin. (*)