Protes Draf RUU KUHP, PMII Gorontalo Tampilkan Aksi Teatrikal

Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi teatrikal di Bundaran Saronde, Rabu (7/7/2022).

TribunGorontalo.com
PMII menggelar aksi teatrikal di Bundaran Saronde, Kamis (7/7/2022). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) menggelar aksi teatrikal di Bundaran Saronde, Rabu (7/7/2022).

Aksi PMII tersebut bertujuan mengkritik kepada pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat dalam bentuk aksi teatrikal terkait Rancangan Undang-Undang Kitab Undang Hukum Pidana (RUU KUHP) yang dinilai meresahkan.

Teatrikal yang ditampilkan oleh PMII, diantaranya penyampaian puisi, sandiwara, serta peragaan pejabat yang menampilkan seolah tidak menunjukan kepedulian, serta ditutup dengan doa dan dzikir bersama.

Pantauan TribunGorontalo.com, puluhan massa aksi, tergabung dalam PMII mulai melakukan aksi pada sore hari di Bundaran Saronde dengan membawa beberapa selebaran protes terhadap Dewan Perwakilan Rakyat.

Adapula aksi keranda di tutupi kain putih di tengah masa aksi serta sebongkah bara api, yang menandakan keadilan di DPR untuk masyarakat sudah tidak ada.

Ketua Pengurus Cabang PMII Kota Gorontalo, Rivaldi Happy mengatakan, aksi yang dilakukan ini tidak memiliki tuntutan, namun bentuk mengekspresikan kesedihan.

Aksi yang mereka lakukan adalah aksi pemantik awal, karena menurutnya terdapat beberapa draf RUU tersebut terlambat terbit dan tak adanya kejelasan tanggal pengesahan.

“Ini RUU KUHP sebenarnya hanya menimbulkan kegaduhan di masyarakat, karena tidak ada respon yang baik dari pemerintah pusat terkait permasalahan yang ada,” kata dia.

Rifandi berharap, aksi yang mereka lakukan dapat direspon oleh pemerintah baik provinsi dan kota, memberikan ruang kepada mahasiswa dan masyarakat, untuk bisa mendiskusikan persoalan RUU KUHP tersebut.

“Pemerintah harus merespon terkait aksi ini, memberikan ruang untuk masyarakat, serta mahasiswa untuk bisa didiskusikan sama sama. Karena bisa saja aksi seperti ini bisa menimbulkan gerakan massa yang lebih banyak lagi apabila tidak di respon,” tutupnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved