Ganjar, Erick hingga Khofifah Masuk Radar PKS, Begini Penjelasan Sekjen Habib Aboe Bakar

Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Erick Thohir, hingga Khofifah Indar Parawansa masuk radar.

Editor: Lodie Tombeg
Istimewa
Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (kiri) bersama Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar (dua kiri) saat mengumumkan Koalisi Semut Merah di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2022). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Erick Thohir, hingga Khofifah Indar Parawansa masuk radar Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

Sekretaris Jenderal PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi menyebut, sederet tokoh yang masuk ke dalam bursa calon presiden (capres) 2024 merupakan putra terbaik bangsa.

Hal itu diungkapkan Habib Aboe saat sesi wawancara eksklusif dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network Febby Mahendra Putra di Jakarta, Kamis (9/6/2022).

"Dari nama-nama yang ada sudah ada, nggak usah buat ulangan satu-satu ya, ini putra terbaik bangsa," kata Habib Aboe.

Ia juga menyadari bahwa nama-nama itu telah dikenal publik secara luas.

Terlebih, ia mencontohkan bagaimana Erick Thohir yang juga Menteri BUMN kerap 'mejeng' di mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM).

"Nah saya kira nama tersebut tuh pasti punya kelebihan masing-masing," terangnya.

Ia pun tak menampik jika deretan nama-nama tersebut juga beredar di kalangan internal PKS mulai dari DPD hingga pengurus di daerah.

Bahkan, juga menjadi pembicaraan di akar rumput partai dan masyakat luas.

"Misalkan saja Khofifah, Erick Thohir dan lain sebagainya, kita juga lihat, tidak akan diam," kata Habib Aboe.

Meski demikian, Habib Aboe juga mengatakan, pihaknya turut menyodorkan nama dari kalangan intenal PKS. Yakni, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf.

Menurutnya, sosok Salim Segaf memiliki sederet pengalaman yang bisa menjadi rujukan masyarakat dalam menentukan pilihan capres.

Anggota DPR dari Fraksi PKS ini juga mengatakan, diinternalnya akan melakukan evaluasi berjangka untuk melihat elektabilitas Salim Segaf.

"Kan dari internal. Nanti kita dibulan Juli akhir, nanti di evaluasi sampai Desember (nama Salim Segaf)," terang Habin Aboe.

"Kalau ternyata nggak gampang lah, kita siap dengan siapa saja. Paling tidak kita semacam siap untuk nego," jelasnya.

Polisi Akan Gelar Perkara Kasus Deklarasi Anies

Polisi berencana melakukan gelar perkara menentukan nasib kasus deklarasi dukungan untuk Anies Baswedan sebagai calon Presiden 2024 yang menuai kontroversi beberapa hari lalu.

Hal ini setelah polisi memastikan jika bendera yang awalnya disebut-sebut sebagai atribut organisasi masyarakat (ormas) terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bukan milik ormas tersebut.

"Ya nanti akan kami lakukan gelar perkara karena kan kalau kita, saya tidak menangani masalah deklarasinya ya, saya hanya menangani adanya keributan dan keributan itu dipicu karena adanya bendera yang diduga HTI, itu yang kami tangani," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto saat dihubungi, Jumat (10/6/2022).

Budhi menerangkan dalam hal ini, unsur pidana bisa didapat jika dalam acara tersebut mengibarkan bendera HTI.

Namun, faktanya bendera itu bukan atribut HTI.

"Artinya kalau perbuatan pidananya kan kalau mengibarkan bendera organisasi yang terlarang itu baru unsur pidana," jelasnya.

Untuk itu, pihaknya akan melakukan gelar perkara untuk menentukan apakah kasus ini akan berlanjut atau tidak.

"Karena ini masih proses lidik untuk menentukan ini lanjut atau tidak," ungkapnya.

Sebelumnya, kelompok massa yang menamai dirinya Majelis Sang Presiden menggelar deklarasi dukungan ke Anies Baswedan untuk menjadi Presiden RI pada 2024 nanti.

Deklarasi itu digelar pada Rabu (8/6/2022) pagi dengan diikuti sekira 250 orang di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.

Adapun peserta kegiatan deklarasi itu dengan berbagai macam latar belakang di antaranya mantan narapidana terorisme (Napiter), mantan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), hingga mantan anggota Front Pembela Islam (FPI).

Sebelum kegiatan dimulai, ketegangan sempat terjadi lantaran ada empat bendera kalimat tauhid yang diduga atribut Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di atas panggung acara.

Dua orang panitia langsung meminta agar acara dihentikan sementara. Sebab, ada empat bendera yang diduga sebagai atribut HTI berada di atas panggung.

Satu orang panitia acara tersebut khawatir jika bendera itu berada di atas panggung akan menjatuhkan citra Anies Baswedan.

"Turunin itu bendera. Antum sayang Pak Anies nggak? Kalau sayang turunin itu bendera," kata salah satu panitia di lokasi.

Kepolisian diketahui juga sedang melakukan penyelidikan serta pendalaman terkait pemasangan bendera berkalimat Tauhid dalam acara itu.

Terkait itu, Eks Juru Bicara HTI, Ismail Yusanto menyebut dirinya tidak mengetahui adanya kegiatan tersebut.

"Saya tidak mengetahui sama sekali acara tersebut, dan segala hal yang terkait dengannya," kata Ismail saat dihubungi Tribunnews.com, Rabu (8/6/2022).

Ismail menduga ada permainan dari fungsi intelijen dalam kegiatan deklarasi tersebut.

"Sangat mungkin (ada fungsi intelijen), ada pihak ketiga sedang bermain," ucapnya.

Senada dengan Ismail, tim advokasi Front Persaudaraan Islam (FPI), Aziz Yanuar juga mengaku tidak mengetahui ada kegiatan tersebut.

Aziz tidak mau berkata banyak, namun dia juga mempunyai kecurigaan yang sama dengan Ismail yakni adanya fungsi intelijen yang bermain dalam kegiatan tersebut.

"Kemungkinan besar demikian. Kita sama-sama tahu lah," ungkapnya. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sekjen PKS: Nama Ganjar, Erick Thohir hingga Khofifah Beredar di Internal Partai

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved