Pemilu 2024
Soal Penundaan Pemilu 2024, Ridwan Monoarfa dan Adhan Dambea Silang Pendapat
Dua politisi itu yakni Ridwan Monoarfa dari Partai Nasional Demokrat (Demokrat) dan Adhan Dambea politisi Partai Amanat Nasional (PAN).

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Dua politisi di Gorontalo silang pendapat soal wacana penundaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Keduanya tampak berdebat dalam diskusi yang digelar di Universitas Ichsan Gorontalo, Sabtu (19/3/2022).
Dua politisi itu yakni Ridwan Monoarfa dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Adhan Dambea politisi Partai Amanat Nasional (PAN).
Ridwan mewakili partainya secara tegas menyatakan menolak penundaan itu. Tiga alasannya, karena menabrak konstitusi, ketidakjelasan waktu penundaan, dan alasan terakhir bahwa persiapan Pemilu 2024 hingga saat ini sudah berproses.
“Lupakanlah soal kepentingan yang dianggap strategis oleh pihak tertentu tetapi yang harus dihadapkan ialah kepentingan bangsa dan kestabilan negara,” tegasnya.
Nasdem menganggap, penundaan Pemilu tidak hanya sebatas melanggar konstitusi, namun juga tidak memiliki legitimasi yang kuat.
“Orang-orang pasti mempertanyakan legitimasi. Jangan lupa kekuasaan itu juga memiliki legitimasi, bukan sekadar kekuasaan,” tegas Ridwan.
Sementara Adhan, politis yang saat ini sebagai Anggota DPRD Provinsi Gorontalo itu berpandangan, penundaan Pemilu 2024 bisa saja dilakukan. Apapun bisa mungkin dalam politik.
“Kasarnya rumus politik itu 2x2=5, semua bisa jadi, tetapi semua tergantung pada pengambil kebijakan. Kalaupun ditunda, tentu bisa saja dan ada pintu masuknya,” jelas Adhan.
Pintu masuknya kata dia, bisa dilihat dari amandemen. Jika itu diubah, maka semua undang-undang akan mengikuti itu.
“Bisa mungkin penundaan ini terjadi karena permainan koalisi,” tegas Adhan.
“Jika ingin mulus penundaan ini, Kunci utama adalah dukungan dari TNI dan Polri, itu kunci utama.” tambah Adhan memungkasi pernyataannya. (*)