Dua Kader HMI Jadi Korban Pengeroyokan, Rektor IAIN Gorontalo Minta Polisi Usut
Dua mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo mengalami penganiayaan oleh tiga orang mahasiswa lainnya di depan Kampus 1.
TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo - Dua mahasiswa IAIN Sultan Amai Gorontalo mengalami penganiayaan oleh tiga orang mahasiswa lainnya di depan Kampus 1 IAIN Sultan Amai, Kota Gorontalo.
Menurut kesaksian Noval Rahman, yang juga korban, insiden itu terjadi ketika dia dan temannya, Devri sedang berada di perpustakaan kampus. Saat hendak mengambil motornya, keduanya diadang oleh tiga orang lelaki. "Dua orang pelaku itu mahasiswa IAIN juga, tapi yang satunya saya tidak kenal," tutur Noval kepada TribunGorontalo.com, Rabu (23/2/2022).
Sebelum kejadian, Noval dan Devri baru saja mengikuti aksi terkait aturan soal pemilihan Sema-I. Dan aksi pun berakhir kala mendapat tanggapan positif dari pihak kampus. "Saya dan teman saya, Noval pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku yang akan didonasikan ke Desa Bondaraya, Kecamatan Suwawa Selatan. Tiba-tiba saat keluar dari perpus menuju parkiran itu, saya dan teman dikeroyok tiga oknum," ujar Devri.
Merasa tak terima, mahasiwa yang juga kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini langsung melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Timur, namun pihak kepolisian masih menyuruh mereka untuk mengurus masalah itu di kampusnya.

Akan tetapi pihak kampus masih enggan memediasi kedua belah pihak, yang mana Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo Zulkarnain Suleman memerintahkan kedua mahasiswanya itu untuk tetap melaporkan kejadian yang menimpa mereka ke Polsek Kota Timur.
"Saya sudah sampaikan bahwa kalau ini tindakan kriminal, maka langkah pertama yang bersangkutan harus melaporkan kepada pihak yang berwajib. Karena secara hukum, kita tidak mengambil yang tindakan kriminal, nanti dianggap kita melindungi (pelaku)," kata Rektor IAIN saat ditemui di ruangannya, Kamis (23/2/2022).
Selain itu, menurutnya pihak kampus tidak akan pernah mentolerir tindakan yang bersifat kriminalitas di dalam kampus karena itu bisa mencoreng nama baik institusi. "Saya terus terang agak keras dalam hal ini, saya tidak mau ada oknum-oknum yang bertindak main hakim sendiri di sini, apalagi kejadian seperti ini adalah kriminal murni," ucap Zulkarnain.
Sementara, Ketua HMI Cabang Gorontalo Aris Setiawan sangat menyayangkan atas insiden pemukulan kadernya tersebut. "Saya selaku Ketua Umum HMI mendorong pada pihak birokrasi dalam hal ini untuk sesegera mungkin menyelesaikan internal kampus," tutur Aris Setiawan.
Sebab dalam pandangannya, masalah mengenai regulasi ormawa di internal kampus ini sudah bertahun-tahun menjadi momok masalah di kampus IAIN. "Saya merekomendasikan supaya rektor atau wakil rektor III dalam hal ini bisa lebih serius membahas persoalan masalah kemahasiswaan," lanjut Aris.
Hingga kini, insiden tersebut masih dalam pengembangan Polsek Kota Timur dalam BAP sembari menunggu hasil visum dari Rumah Sakit Multazam Kota Gorontalo. (jil)