Cerita Pengusaha Distro Gorontalo Bisnis Jilbab: Bikin Rektor Nelson Menangis

Hujan gerimis Jalan Dewi Sartika, kompleks Kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Kota Gorontalo, Kamis (6/1/2022) siang.

Editor: Lodie Tombeg
Tribun Gorontalo/jil
Vikri Umar 

TRIBUNGORONTALO.COM - Hujan gerimis Jalan Dewi Sartika, kompleks Kampus 1 Universitas Negeri Gorontalo (UNG), Kota Gorontalo, Kamis (6/1/2022) siang.

Tribungorontalo.com berkesempatan menemui sosok pemuda sukses, Vikri Umar (41) atau biasa disapa kak Iki di tempat usahanya di dekat kampus UNG.

Iki berbagi cerita pengalaman hidup. Pria kelahiran Parigi-Moutong ini pertama kali merantau ke Gorontalo pada tahun 1996. Dia masuk sebuah pondok pesantren Hubulo, yang berlokasi di Kramat, Kelurahan Tapa, Kabupaten Bone Bolango.

Di tempat itulah dia dipertemukan dengan seorang anggota DPRD provinsi yang
merupakan kakak dari teman dekatnya di pondok kala itu. Olehnya, kak Iki diajak tinggal di rumahnya, karena mengaku tak mampu membiayai kuliah, pada tahun 2001.

Dia dibiayai oleh anggota DPR tersebut untuk masuk perguruan tinggi negeri yang sekarang dikenal dengan nama UNG dengan mengambil jurusan
Bahasa Inggris.

Memasuki tahun kedua di kampus, melalui mata kuliah kewirausahaan, Iki untuk pertama kali mengenal dunia bisnis. Bermodalkan uang saku pribadi senilai Rp 50 ribu, dia membeli tiga buah jilbab lalu menyicilkan jilbab tersebut ke teman-teman kampusnya dengan cicilan sebesar seribu rupiah.

Tak tanggung, dagangannya pun diserbu kalangan mahasiswi. Dari usaha kecilnya itu, perlahan tapi pasti dia mulai memperoleh penghasilan yang kemudian
ditabungnya untuk membangun wirausaha minuman saraba dan jagung bakar di depan asrama mahasiswa (ramsis).

Cobaan demi cobaan datang silih berganti, mulai dari orang-orang sekitarnya yang menuntut kampus agar mengeluarkannya dari asrama, sebab menjadikan fasilitas kampus sebagai tempat usaha. Namun dia tak putus asa. Dia lalu diundang Rektor UNG kala itu, Nelson Pomalingo.

Dengan penuh percaya diri, dia pun mengungkapkan isi hatinya. "Pak, saya ini sebatang kara di Gorontalo, saya juga manusia yang butuh makan. Ini jalan usaha saya
agar bisa bertahan hidup." Kenang Vikri dengan mata berkaca-kaca.

Mendengar ceritanya, Rektor Nelson pun menangis. Lalu Rektor yang kini menjabat sebagai Bupati Gorontalo itu memberikan kesempatan kepadanya untuk tetap tinggal di asrama tanpa harus takut diusir.

060122-Distro Vikri
DISTRO - Distro milik Vikri Umar di Jalan Dewi Sartika, kompleks Kampus 1 UNG, Kota Gorontalo, Kamis (6/1/2022).

Tahun-tahun berat pun dilalui penuh ketabahan. Hingga berkat kegigihannya, dia akhirnya mampu membeli dua sepeda motor sekaligus lewat kredit leasing. Honda Supra Fit dan Suzuki Smash. Dari kendaraan itu, dia membuat bentor (becak motor) kendaraan khas Gorontalo untuk membayar beban cicilan.

Belum habis cobaan, Iki diberikan ujian berat lainnya, yakni dengan kehilangan sosok ibu untuk selama-lamanya. Selain itu, dia harus berjuang untuk mengejar setoran dan biaya sehari-hari yang tidak sedikit jumlahnya.

"Ketika memulai bisnis. Yang paling utama itu adalah keberanian untuk menghadapi segala risiko yang menunggu di depan," katanya. Semua cobaan itu, tak lantas membuatnya menyerah. Hingga pada tahun 2010, Iki sudah bisa membangun usaha warnet dan rental PS dan juga menyelesaikan studi pendidikan Bahasa Inggris yang sempat tertunda lama karena bisnis uang digelutinya selama awal kuliah.

Tak ada menyangka, di usia remaja yang seharusnya masih bersenang-senang dengan bergantung pada pemberian orang tua, Vikri Umar justru sudah memiliki visi yang ditempa berbagai hiruk pikuknya rintangan hidup.

Menjadi anak bungsu, tak otomatis membuatnya selalu prioritas keluarga terdekatnya.
"Saya memiliki kakak-kakak, tapi belasan tahun mereka tidak pernah menengok keadaan saya di sini," ujar Iki kepada Tribungorontalo.com.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved