Gus Yahya Tegaskan NU Tak Boleh Jadi Pihak dalam Berkompetisi Politik

Nahdlatul Ulama (NU) harus mengedepankan kepentingan nasional. NU tidak boleh dimonopoli oleh suatu partai politik.

Penulis: Lodie Tombeg | Editor: Lodie Tombeg
Tribunnews.com/Reza Deni
PIDATO - Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memberikan pidato perdana di GSG Universitas Lampung, Jumat (24/12/2021). 

TRIBUNGORONTALO.COM, Jakarta - Nahdlatul Ulama (NU) harus mengedepankan kepentingan nasional. NU tidak boleh dimonopoli oleh suatu partai politik.

Penegasan itu disampaikan Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf. Gus Yahya mengatakan NU tidak boleh dimonopoli satu warna oleh PKB.

"Yang kita inginkan adalah bahwa Nahdlatul Ulama tidak menjadi pihak dalam kompetisi politik," kata Gus Yahya dalam kanal Youtube CNN Indonesia, Kamis (30/12/2021).

Baca juga: Tantangan Gus Yahya Jauhkan NU dari Politik Praktis

Hal tersebut, dikatakan Gus Yahya, sebagaimana tertuang dalam hasil Muktamar 1984 di Situbondo. "Nah kita bisa pilihan. Pertama kita bersihkan yang berbau politik dari NU atau kita punya cara yang lain," kata dia.

Alasannya, Gus Yahya mengatakan sangat sulit untuk mensterilkan NU dari pengaruh politik. Maka itu, dirinya menilai harus ada yang berbagi ruang dalam NU.

"Sehingga setiap pihak yang mungkin punya kepentingan yang berbeda-beda, tetap punya tempat di NU sehingga bisa saling mengontrol, bisa saling mengawasi, sehingga tidak ada stau pihak pun yang bisa memonopoli mengkooptasi NU untuk kepentingan satu pihak. Jadi semuanya yang dihasilkan adalah kesepakatan bersama mengenai kepentingan bersama," kata Gus Yahya. (Tribunnews)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gus Yahya Tegaskan NU Tak Boleh Jadi Alat PKB

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved