Kualifikasi Piala Dunia 2026

Pelatih Italia Gattuso Kritik Format Kualifikasi Piala Dunia 2026, Tidak Adil bagi Tim Eropa

Italia kembali menghadapi babak krusial dalam perjalanan panjang dan berliku menuju Piala Dunia 2026.

Editor: Fadri Kidjab
x @giraltpablo/Azzurri
PIALA DUNIA -- Kolase foto Gennaro Gattuso dan pemain timnas Italia. Gattuso melontarkan kritikan tajam mengenai format kualifikasi Piala Dunia 2026. 

Ringkasan Berita:
  • Italia hampir pasti akan menjalani babak play-off kualifikasi Piala Dunia untuk ketiga kalinya secara beruntun
  • Gennaro Gattuso melontarkan kritik tajam terhadap format kualifikasi Piala Dunia zona Eropa
  • Gattuso menekankan pentingnya persatuan dan gairah

 

TRIBUNGORONTALO.COM – Italia kembali menghadapi babak krusial dalam perjalanan panjang dan berliku menuju Piala Dunia 2026.

Tim asuhan Gennaro Gattuso membutuhkan keajaiban. Mereka menang atas Moldova di laga tandang, sembari berharap Norwegia, kehilangan poin saat menjamu Estonia.

Namun, skenario itu nyaris mustahil. Di Italia, publik sudah mulai menerima kenyataan bahwa Gli Azzurri akan kembali menjalani jalur play-off, untuk ketiga kalinya secara beruntun, demi tiket ke Piala Dunia. 

Di tengah ketegangan, Gattuso melontarkan kritik tajam terhadap format kualifikasi Piala Dunia. Ia menilai sistem yang berlaku tidak adil bagi tim-tim Eropa.

"Tidak adil kalau di Amerika Selatan hanya enam tim yang lolos ke Piala Dunia dan tim ketujuh bermain di babak playoff, sementara di Eropa grupnya sangat ketat,” ujar Gattuso seperti dilansir TribunGorontalo.com dari Marca, Jumat (14/11/2025).

Ia membandingkan dengan zona Amerika Selatan, di mana dari 10 tim, enam lolos langsung dan satu lagi mendapat kesempatan play-off melawan wakil Oseania.

“Itu yang paling disesalkan, tidak bisa lolos langsung. Kita harus meninjau kembali kriterianya,” tegas mantan gelandang AC Milan itu.

Meski kecewa, Gattuso menekankan pentingnya persatuan dan rasa memiliki. Ia ingin tim nasional kembali menyatu dengan para pendukungnya.

“Kami ingin orang-orang jatuh cinta lagi. Cinta pada seragam ini tidak boleh hilang. Saya merasakannya ketika berjalan di stadion, dan para pemain harus merasakannya juga,” katanya penuh semangat.

Bagi Gattuso, kebangkitan Italia bukan hanya soal taktik, tetapi juga soal emosi: menghidupkan kembali gairah yang pernah membuat Gli Azzurri disegani dunia.

Italia terakhir kali tampil di Piala Dunia pada edisi Brasil 2014. Sejak itu, dua kegagalan beruntun di Rusia 2018 dan Qatar 2022 membuat luka mendalam. Kini, ancaman absen untuk ketiga kalinya berturut-turut menghantui.

Bagi negara dengan sejarah panjang dan empat trofi Piala Dunia, kenyataan ini adalah pukulan besar. Dalam satu dekade terakhir, Italia gagal menemukan kembali kejayaan yang pernah mereka miliki.

Harapan Tipis di Oslo

Nasib Italia kini bukan hanya bergantung pada laga melawan Moldova, tetapi juga pada pertandingan di Oslo. Di sana, Norwegia harus kehilangan poin dari Estonia, tim yang sudah tidak memiliki ambisi di klasemen.

Publik Italia menyebutnya sebagai “keajaiban ganda”: kemenangan di Moldova dan hasil mengejutkan di Norwegia. Tanpa itu, jalan play-off kembali menanti, dengan segala risiko dan ketidakpastian.

Baca juga: Toni Kroos Bicara Potensi Arda Guler di Real Madrid: Dia Bukan Penerus Saya!

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved