Berita Internasional

Bocor! Draft Usulan Amerika untuk Rusia: Ukraina Batasi Tentara, Tak Masuk NATO

Draft rencana perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang disebut didukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump bocor ke publik.

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
PENDUDUKAN -- Tentara Rusia menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina, sebagian besarnya hancur akibat pertempuran selama bertahun-tahun. 

 

TRIBUNGORONTALO.COM — Draft rencana perdamaian antara Rusia dan Ukraina yang disebut didukung Presiden Amerika Serikat Donald Trump bocor ke publik.

Kebocoran ini memunculkan kontroversi baru di tengah perang yang memasuki tahun ketiga.

Dikutip dari trtworld.com, mengungkap bahwa Ukraina akan diminta menyerahkan wilayah Donbass kepada Rusia.

Hal ini membatasi kekuatan militernya, serta bersedia tidak bergabung dengan NATO sebagai bagian dari kesepakatan.

Isi Usulan Perdamaian

Dalam draf 28 poin tersebut, Ukraina diminta melepas Luhansk dan Donetsk, dua wilayah yang masih sebagian berada di bawah kendali militer Kiev dan menjadi front utama perang.

Crimea, Luhansk, dan Donetsk diakui sebagai wilayah Rusia secara de facto, termasuk oleh Amerika Serikat.

Selain menyerahkan wilayah, Kiev juga harus mengurangi kekuatan militernya hingga maksimum 600.000 personel.

Tidak akan ada pasukan NATO di wilayah Ukraina, namun jet tempur Eropa akan ditempatkan di Polandia untuk membantu perlindungan udara.

Sebagai balasan, Rusia akan diizinkan kembali ke G8 dan kembali terintegrasi ke ekonomi global, setelah hampir empat tahun menerima sanksi ekonomi internasional.

Batasan dan Zona Demiliterisasi

Draft itu juga menyebut pembentukan zona demiliterisasi di wilayah Donetsk, yang tidak boleh dimasuki pasukan Rusia.

Sementara Kherson dan Zaporizhzhia akan “dibekukan” sesuai garis pertempuran saat ini.

Pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia akan berada di bawah pengawasan International Atomic Energy Authority, dengan pembagian listrik antara Rusia dan Ukraina.

Dukungan Trump dan Pemerintah AS

Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menyebut Trump mendukung penuh rencana tersebut.

“Presiden mendukung rencana ini. Ini rencana yang baik untuk Rusia dan Ukraina,” kata Leavitt.

Ia mengungkapkan bahwa utusan khusus Trump Steve Witkoff dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio telah “diam-diam” mengerjakan proposal ini selama satu bulan, bekerja sama dengan Moskow dan Kiev.

Respons Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sebelumnya menegaskan bahwa Ukraina membutuhkan “perdamaian yang bermartabat”, bukan penyerahan wilayah.

“Syarat perdamaian harus menghormati kemerdekaan dan martabat rakyat Ukraina,” ujarnya.

Sejauh ini, rancangan dokumen tersebut masih disebut sebagai “working document” dan belum final.

Rusia kini menguasai sekitar 20 persen wilayah Ukraina, termasuk lima wilayah yang diklaim telah dianeksasi: Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, Kherson, dan Crimea.

Di bawah draft itu, seluruh sanksi internasional terhadap Rusia akan langsung diberlakukan kembali jika terjadi serangan ulang, ditambah respons militer terkoordinasi dari negara-negara Barat.

Kebocoran rancangan usulan perdamaian ini memicu perdebatan luas karena dinilai banyak pihak memberi keuntungan besar kepada Rusia, sementara Ukraina diminta menyerahkan wilayah strategis dan hak kedaulatannya.

Hingga berita ini dimuat, belum ada komentar resmi dari Moskow mengenai dokumen tersebut. (*)

(Sumber: trtworld.com)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved