Uang Palsu di Gorontalo

Waspada! Uang Palsu Pecahan Rp 20 Ribu dan 50 Ribu Beredar di Gorontalo

Peredaran uang palsu kembali terdeteksi di Gorontalo. Kali ini dua pecahan uang palsu ditemukan masyarakat Pohuwato, Provinsi Gorontalo. 

Editor: Wawan Akuba
TribunGorontalo.com
KOLASE -- Uang palsu beredar di wilayah terbarat Gorontalo, Pohuwato. 

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Peredaran uang palsu kembali terdeteksi di Gorontalo. Kali ini dua pecahan uang palsu ditemukan masyarakat Pohuwato, Provinsi Gorontalo. 

Awal September dalam dua hari berturut-turut, TribunGorontalo.com mendapatkan informasi uang palsu

Pada Rabu 03 September 2025 misalnya, uang palsu pecahan Rp 20 ribu dilaporkan oleh Yakop Amana, seorang pengusaha warung kopi (Warkop) di Kecamatan Marisa, Pohuwato.

Lalu sehari setelahnya, uang palsu pecahan Rp 50 ribu dilaporkan Martin Rabiasa, Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitasdi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pohuwato.

Pengakuan Yakop

Yakop Amana, pemilik Warkop 008 yang berlokasi di Kecamatan Marisa, menjadi salah satu korban.

Ia menerima uang pecahan Rp20.000 dan Rp2.000 yang tampak sah secara kasat mata, namun ternyata palsu.

“Sangat mirip dengan uang asli. Tapi waktu saya pegang, terasa beda. Seperti dicetak di kertas biasa. Itu bisa terlihat dari sobekannya,” ungkap Yakop kepada Wartanesia, Rabu (3/9/2025).

Awalnya, Yakop tidak menyadari kejanggalan tersebut. Baru saat menghitung hasil penjualan, ia mulai curiga.

Pemeriksaan lebih teliti mengungkap bahwa uang tersebut tidak memiliki watermark maupun benang pengaman, dua elemen penting yang menjadi penanda keaslian uang rupiah.

“Kita harus lebih hati-hati sekarang, karena bentuk dan warnanya benar-benar menyerupai aslinya,” tambahnya.

Keterangan Martin

Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas DLH Pohuwato, Martin Rabiasa, mengungkap bahwa uang palsu tersebut ditemukan saat pihaknya menyetor retribusi sampah ke rekening Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Bank SulutGo Marisa.

“Uang itu kami ketahui palsu saat ditolak oleh pihak bank, saat kami hendak menyetor PAD. Setelah dikembalikan dan dicek, barulah kami sadar bahwa uang tersebut ternyata palsu,” ujar Martin, Kamis (4/9/2025).

Martin menjelaskan bahwa uang palsu tersebut memiliki perbedaan yang cukup mencolok dibandingkan uang asli. Ia menyebut ukuran lebih kecil, warna lebih pucat, dan tidak ditemukan ciri-ciri keamanan seperti benang pengaman, watermark, maupun hologram.

“Perbedaannya sangat jelas. Ukurannya lebih kecil, warnanya terlihat pucat. Pada uang asli, benang pengaman terlihat seperti disulam, sementara yang palsu tidak ada. Jika diterawang, watermark dan hologramnya juga tidak muncul,” tambahnya.

Polisi Turun Tangan, Warga Diminta Waspada

Kapolres Pohuwato AKBP Busroni membenarkan bahwa pihaknya telah menerima informasi terkait peredaran uang palsu tersebut.

Ia menyebut laporan awal diperoleh dari media dan langsung ditindaklanjuti oleh satuan reserse kriminal.

“Kami sudah menerima informasinya dari media. Kasat Reskrim juga sudah mengirimkan tautan beritanya, dan saat ini kami sudah turun untuk melakukan penyelidikan,” jelas Busroni.

Untuk membedakan uang palsu dari uang asli, gunakan metode 3D: Dilihat untuk memeriksa warna, cetakan, dan tanda air (watermark); Diraba untuk merasakan tekstur kasar pada beberapa bagian cetakan yang timbul; dan Diterawang untuk memastikan benang pengaman, gambar saling isi (rectoverso), dan tanda air (watermark) terlihat jelas ketika disorot cahaya.  

1. Dilihat

Warna: 

Uang asli memiliki warna yang tajam dan cerah, sedangkan uang palsu cenderung pudar atau kusam.  

Cetakan: 

Perhatikan detail gambar dan angka. Uang asli memiliki cetakan yang jelas, sedangkan uang palsu mungkin terlihat buram atau tidak rata.  

Benang Pengaman: 

Benang pengaman pada uang asli akan tampak memanjang dari atas ke bawah jika diterawang ke cahaya, dan bisa berubah warna jika digoyang.  

Logo BI & Rectoverso: 

Logo Bank Indonesia akan terlihat utuh dan menyatu dengan sempurna dengan bagian belakang uang saat diterawang.  

2. Diraba

Tekstur Kertas: 

Uang asli terasa lebih kasar dan kaku karena terbuat dari serat kapas. Uang palsu sering kali terasa lebih halus atau licin.  

Cetakan Timbul: 

Bagian seperti angka nominal dan tulisan pada uang asli akan terasa kasar atau menonjol saat diraba.  

3. Diterawang

Watermark (Tanda Air): 

Arahkan uang ke sumber cahaya, maka akan terlihat gambar pahlawan nasional atau ornamen lain di dalamnya.  

Benang Pengaman: 

Benang pengaman akan terlihat sebagai garis utuh yang melintang di dalam kertas uang.  

Rectoverso: 

Logo Bank Indonesia di bagian depan dan belakang akan membentuk satu gambar yang sempurna jika diterawang ke cahaya. 

(*)

Rekomendasi untuk Anda

Ikuti kami di

AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved