Kasus Puskes Sipatana
Sosok Havid Duto, Warga Sipatana Gorontalo yang Viral karena Tak Dapat Layanan Ambulans
Havid Duto, warga Kelurahan Sipatana, Kota Gorontalo, meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Aloei Saboe.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Havid Duto, warga Kelurahan Sipatana, Kota Gorontalo, meninggal dunia dalam perjalanan ke RSUD Aloei Saboe.
Nama Havid mendadak viral di media sosial setelah keluarganya menilai pelayanan buruk Puskesmas Sipatana.
Sebelum meninggal, Havid sempat koma dan membutuhkan ambulans untuk mengantarkannya ke rumah sakit. Namun, ambulans tak kunjung tiba hingga Havid terpaksa dibawa menggunakan mobil biasa.
Di balik peristiwa yang kini viral, Havid dikenal sebagai sosok pendiam, sederhana, dan jarang meminta bantuan.
Sepupu almarhum, Beby Duto, mengenang kembali pribadi Havid saat ditemui TribunGorontalo.com dalam program 'Saksi Kata', pada Rabu malam (19/11/2025).
“Kami kenal beliau pendiam dan tidak pernah menuntut apa-apa,” ujarnya.
Selama 15 tahun, Havid merantau ke Bandung, Jawa Barat, untuk bekerja mencari nafkah. Ia kembali ke Gorontalo dua tahun lalu setelah penyakit magh yang dideritanya sering kambuh.
“Almarhum pulang karena sakit. Sudah tidak kuat tinggal di sana,” tambah Beby.
Havid merupakan anak bungsu dari tujuh bersaudara. Kedua orang tuanya telah lama meninggal dunia.
Ia tinggal di rumah tantenya yang juga sudah wafat, bersama salah satu kakaknya yang kini menempati rumah tersebut.
Suasana Duka di Rumah Keluarga
Ketika TribunGorontalo.com menyambangi keluarga pada Rabu malam, suasana duka masih terasa.
Beberapa anggota keluarga tampak belum sepenuhnya percaya bahwa Havid pergi begitu cepat.
Kasus ini menjadi sorotan setelah keluarga menyebut ambulans tidak bisa digunakan untuk membawa Havid karena sopir puskesmas diduga sedang mengikuti pertandingan bola voli.
“Kami pikir ambulans bisa datang cepat. Tapi kami malah disuruh tunggu,” ucap salah satu keluarga dengan suara tertahan.
Karena tidak mendapat layanan darurat, keluarga akhirnya mencari cara lain untuk membawa Havid ke rumah sakit. Ia sempat mendapat pertolongan selama hampir dua jam, sebelum menghembuskan napas terakhir usai salat magrib.
Respons Ombudsman dan Pemerintah
Kasus ini kini mendapat perhatian serius dari Ombudsman Gorontalo dan Pemerintah Kota Gorontalo.
Ombudsman telah turun langsung ke Puskesmas Sipatana pada Kamis (20/11/2025) untuk meminta penjelasan dan menelusuri standar pelayanan pada hari kejadian.
Namun, Kepala Puskesmas Sipatana, Rita Bambang, tidak dapat ditemui karena disebut sedang sakit.
Keluarga berharap tidak ada lagi warga yang mengalami hal serupa, terutama dalam layanan darurat yang seharusnya cepat dan responsif.
Warga sekitar juga mengenang Havid sebagai pribadi sederhana.
Beberapa tetangga mengaku terkejut saat mengetahui keterlambatan ambulans menjadi bagian dari peristiwa yang merenggut nyawa Havid.
“Kami kaget dan sedih,” ujar seorang tetangga.
Baca juga: Polda Gorontalo Bantah Isu Amin Tersangka Kasus Pelecehan Dibekingi Oknum Polisi
Klarifikasi Kapuskes
Sementara itu, Kepala Puskemas Sipatana, Rita Bambang memberikan klarifikasinya.
Menurut keterangannya kemarin Senin (17/11) 2025) pihak Puskemas Sipatana mengikuti pertandingan voli ball yang dijadwalkan pukul 15.00 Wita dalam rangka Hari Kesehatan Nasional (HKN).
"Kalau misalnya dalam hari-hari kebanggaan kita terjadi euforia," ucapnya.
Sehingga masuk telepon dari keluarga yang dinyatakan butuh penanganan, Rita menyebut kondisi itu sopir berada di Dinas Kesehatan Kota Gorontalo.
"Yang menelpon itu petugas yang ada di sini bukan kami tidak memberikan tapi drivernya mau main voli ball," tegasnya.
Ia membantah tidak memberikan mobil ambulans menurutnya mobilanya akan diberikan tapi drivernya yang saat itu masih ikut pertandingan.
"Ada yang telepon saya tapi terputus. Saya mau bilang kalau mau pakai mobil ambulans silahkan tapi drivernya masih main voli ball," ucapnya.
Katanya, permasalahan yang merenggut nyawa seseorang itu hanya miss komunikasi.
"Ini hanya miskomunikasi saja, kan ada orang kesehatan di situ kan hanya 2 KM dari rumah ke IGD kan ada oksigen, ada infus kita main voli ball hanya dua jam, " ucapnya.
Ditanya soal lurah akan mencarikan driver pun dirinya menjawab komunikasi tidak sampai kepada dirinya.
"Tidak ada komunikasi kepada kami," ucapnya.
Kemudian Lurah Molosipat U Septian Z Duto dihubungi melalui sambungan telepon menyatakan komunikasi telah dilakukan tapi pernyataan dari puskesmas ambulans masih digunakan.
"Saya bilang karena kalau tidak ada driver saya carikan sopirnya, tisak benar putus komunikasi karena sepupu saya dengar langsung," jelasnya.
Menurutnya sudah dilakukan komunikasi sebab saat itu pasien sudah gawat darurat dan membutuhkan oksigen.
"Iya sudah ada komunikasi. Jaringan bagus tersampaikan ke kapus tapi jawabannya sedang main voli karena sudah mau mulai acara, " tutupnya.
(TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/gorontalo/foto/bank/originals/Beby-Duto-menangis-saat-menceritakan-sosok-Havid-Duto.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.