Viral MBG Gorontalo
Kepala SPPG Gorontalo Heran Ada Larva Lalat di Makanan MBG: Dapur Kami Tertutup Rapat
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo kembali menjadi sorotan publik.
Penulis: Jefry Potabuga | Editor: Fadri Kidjab
TRIBUNGORONTALO.COM – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo kembali menjadi sorotan publik.
Kali ini, sebuah rekaman video memperlihatkan adanya benda menyerupai belatung dalam makanan yang dibagikan kepada siswa SMA Negeri 1 Telaga, Kabupaten Gorontalo.
Video tersebut dengan cepat menyebar dan menjadi viral, menarik perhatian luas warganet pada Kamis (9/10/2025).
Warganet ramai membahas dugaan kontaminasi serius dalam makanan yang seharusnya menjamin gizi anak sekolah.
Namun, pihak sekolah dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo bergerak cepat memberikan klarifikasi.
Mereka membantah keras benda asing yang ditemukan tersebut adalah belatung.
Kepala SPPG Kecamatan Telaga, Celine Kukus, menegaskan bahwa temuan yang menghebohkan itu adalah larva lalat.
Larva lalat ini ditemukan dalam satu wadah (ompreng) berisi lauk ayam goreng yang menjadi bagian dari paket makanan MBG.
Celine Kukus, yang menjabat sebagai Kepala SPPG Kecamatan Telaga, langsung merespons laporan tersebut dengan sigap.
Ia segera turun tangan langsung ke SMA 1 Telaga begitu mendapat informasi mengenai temuan tersebut.
Setelah melakukan pemeriksaan mendalam, ia membenarkan adanya kontaminasi, namun mengklarifikasi jenisnya.
“Kejadian itu saya langsung konfirmasi ke sekolah, dikatakan bahwa itu telur lalat, bukan belatung," ungkap Celine saat ditemui, Jumat (10/10/2025).
"Telur lalat di dalam satu ompreng ayam ditemukan di situ,” tambahnya.
Celine memastikan bahwa insiden ini hanya terjadi pada satu porsi makanan saja.
Porsi yang terkontaminasi tersebut langsung diganti dengan makanan baru yang dipastikan higienis.
Total penerima manfaat MBG di wilayah Kecamatan Telaga sendiri mencapai 3.199 orang.
"Saya langsung ke sekolah, saya tanya apakah betul, dan mereka bilang betul," kata Celine.
"Tapi langsung diganti dengan makanan baru dan dimakan oleh anak itu," sambungnya.
Porsi makanan yang ditemukan larva lalat itu pun ditarik kembali untuk didokumentasikan.
"Makanan yang pertama dibawa kembali ke kami, sudah kami dokumentasi, memang benar ada telur lalat. Tapi hanya satu orang yang kena,” ujarnya menegaskan penanganan cepat.
Temuan larva lalat ini sontak menimbulkan keheranan besar di kalangan tim SPPG Telaga.
Pasalnya, menurut Celine, seluruh proses pengolahan makanan di dapur SPPG telah menerapkan standar higienis dan SOP yang sangat ketat.
Celine menjabarkan alur kerja mereka yang cermat.
Bahan makanan dari pemasok (supplier) harus sudah masuk pada H-1.
Pengolahan dilakukan pada malam hari dan dini hari agar makanan tetap segar saat didistribusikan pagi hari.
“Kami tidak pernah masak hari ini untuk dibagikan besok," tegasnya.
"Kalau nasi dimasak jam 12 malam, ikan dan sayur sekitar jam 1 atau jam 2 dini hari," jelas Celine mengenai jadwal ketat mereka.
Ia juga menambahkan, proses memasak dilakukan bertahap, dengan prioritas utama diberikan untuk porsi anak TK dan SD kelas 1 sampai 3.
Poin utama yang membuat Celine Kukus heran adalah kondisi dapur SPPG yang sangat steril dan tertutup.
Ia memastikan bahwa ruang dapur bersifat tertutup, dan akses masuk sangat dibatasi.
Petugas yang masuk wajib mengganti pakaian dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap.
“Ruang dapur kami tertutup, tidak semua bisa masuk," ungkapnya.
"Mereka yang masuk harus ganti pakaian dan pakai APD lengkap," ujar Celine.
"Makanya saya heran kenapa bisa ada larva,” katanya, mengisyaratkan adanya kemungkinan kontaminasi terjadi di luar proses pengolahan utama.
Celine juga menyinggung bahwa SPPG Telaga sudah melakukan evaluasi besar-besaran sejak kasus sebelumnya yang juga sempat viral dua bulan lalu.
Kasus sebelumnya adalah ditemukannya ulat pada buah rambutan, yang setelah ditelusuri, sumbernya berasal dari pihak pemasok (supplier).
“Kejadian yang dulu itu berbeda. Itu ulat yang ada di buah rambutan dari supplier," terangnya.
"Sejak itu kami hentikan penggunaan buah rambutan," lanjutnya, menunjukkan langkah drastis yang telah diambil.
Mereka pun memperketat cara penyimpanan bahan baku.
"Buah berkulit kami simpan di plastik. Kalau buah potong seperti semangka, kami lapisi plastik lagi. Pisang kami taruh di tas kristik merah yang dilubangi supaya tidak lembab,” jelas Celine.
Ia memastikan bahwa setiap bahan yang masuk ke dapur mereka diperiksa ketat oleh tim yang terdiri dari ahli gizi, akuntan, dan asisten lapangan.
"Bila kualitas bahan tidak sesuai, SPPG berhak menolak dan meminta pemasok menggantinya," imbuhnya.
“Kami evaluasi terus, kami juga langsung menegur karyawan dan memperbaiki cara penyimpanan dan distribusi agar lebih aman,” tutup Celine, menunjukkan komitmen perbaikan berkelanjutan.
Baca juga: Lauk MBG Siswa SMA Telaga Gorontalo Ditemukan Telur Lalat, Begini Klarifikasi Pihak Penyelenggara
Respons Pihak Sekolah
Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMA Negeri 1 Telaga, Muhajirin, membenarkan temuan siswa tersebut.
"Begitu siswa melihat, dia langsung lapor ke guru," ujar Muhajirin.
Ia menggarisbawahi pentingnya kesadaran siswa.
"Makanan itu tidak dimakan, langsung difoto, dan dikonfirmasi ke pihak SPPG. Mereka langsung mengganti,” tegasnya.
Muhajirin juga menjelaskan bahwa sekolah memiliki SOP pengawasan makanan yang ketat.
"Anak-anak kami biasakan untuk mencuci tangan, memperhatikan makanan sebelum makan, bahkan difoto dulu," jelasnya.
"Kalau ditemukan yang tidak baik, lapor ke guru,” tambahnya.
Ia mengapresiasi kerja sama yang baik dengan SPPG.
"Kami tetap berkoordinasi. Kalau ada kejadian, langsung kami sampaikan ke SPPG. Mereka juga sigap menindaklanjuti,” katanya.
Muhajirin mengakui ini adalah kejadian kedua.
“Dulu yang pertama itu ulat di buah, sekarang larva lalat. Tapi mereka sudah perbaiki dan lebih hati-hati lagi," tutupnya.
"Kami juga selalu ingatkan siswa supaya lebih waspada dan tetap memeriksa makanan sebelum makan,” pungkas Muhajirin.
(TribunGorontalo.com/Jefry Potabuga)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.