TRIBUNGORONTALO.COM – Setelah sehari menghilang, jenazah Arya Husain (14) ditemukan mengapung di muara Sungai Bolango, Kota Gorontalo pada Rabu sore (20/8/2025).
Arya ditemukan sekitar pukul 19.00 Wita oleh warga setempat.
Kepala Kantor SAR Gorontalo, Heriyanto, mengatakan bahwa Arya ditemukan sejauh 3 kilometer (km) dari titik ia hanyut.
Pihak keluarga memutuskan untuk tidak membawa jenazah ke rumah sakit untuk autopsi. Mereka langsung memakamkannya pada malam hari.
Keputusan ini dikonfirmasi oleh Rita Melangi, keluarga Arya Husain, kepada TribunGorontalo.com pada Rabu malam (20/8/2025).
"Keluarga tidak mau (autopsi). Kalau masih ke rumah sakit mungkin keluar nanti besok pagi. Kami sepakat untuk langsung saja diantar di sini," ungkap Rita menjelaskan alasan keluarga menolak autopsi.
Ia menambahkan bahwa pemakaman dilakukan setelah salat Isya di Desa Luwoo, tempat tinggal Arya Husain.
Jenazah tiba di rumah duka dan disambut dengan tangis histeris keluarga dan kerabat.
Meski begitu, Rita mengungkapkan rasa syukurnya karena jenazah Arya akhirnya ditemukan.
Tenda dan kursi telah disiapkan di rumah duka untuk menyambut para pelayat yang berdatangan sejak sore.
Keranda mayat pun telah disiapkan di halaman rumah.
Sosok Arya Husain
Arya Husain (14) adalah siswa kelas 8 SMP. Ia anak dari Yulanda Tamimu (42) dan Rinto Husain (44). Arya merupakan adik kandung Alit Husain (17).
Keluarga Arya tinggal di Desa Luwo'o, Kecamatan Talaga Jaya, Kabupaten Gorontalo.
Yulanda Tamimu (42) mengenang putranya sebagai anak yang pendiam dan penurut.
"Arya itu pendiam, jarang sekali ia membantah kalau orang tua minta tolong," ujar Yulanda kepada TribunGorontalo.com, Rabu (20/8/2025).
Yulanda juga mengungkapkan bahwa Arya adalah anak yang kreatif.
"Dia itu bukan nakal, tapi dia kreatif. Dia suka bermain-main begitu," jelasnya.
Meskipun sudah menginjak usia 12 tahun dan bersekolah di SMP, Arya masih sering bergaul dengan anak-anak yang jauh lebih muda darinya.
"Dia sudah SMP, tapi masih suka bermain dengan anak-anak. Sedangkan yang bergaul dengannya itu masih kecil-kecil," terang Yulanda.
Baca juga: Jeritan Pilu Ibu Arya Husain Korban Tenggelam di Sungai Bolango Gorontalo Mama Tunggu ti Nunu
Kronologi kejadian
Kapolsek Telaga, Iptu Fredy Yasin, bersama Danpos Tilango, Sertu Mujiono, menemui orang tua Arya, Yulanda Tamimu dan Rinto Husain.
Keduanya mencoba menggali informasi terakhir sebelum Arya dinyatakan hilang.
Menurut keterangan awal, Arya sempat ditolong oleh teman-temannya saat hanyut, tetapi derasnya arus membuat upaya penyelamatan itu gagal.
“Teman-temannya sempat menolong korban, tetapi karena arus sungai deras, korban tidak bisa diselamatkan,” jelas Iptu Fredy.
Polisi memastikan kabar bahwa Arya hanyut saat bermain layangan belum bisa dikonfirmasi.
"Informasi yang kami dapat, korban mengajak dua temannya untuk mandi di sungai," kata Fredy.
Dari hasil penyelidikan awal, polisi menerima informasi bahwa Arya pergi ke sungai bersama dua rekannya.
Arya sempat memeriksa kondisi sungai yang debit airnya sedang naik.
Arya lantas menanggalkan pakaiannya dan turun ke sungai. Namun arus deras menyeretnya jatuh.
Ketika Arya hanyut, temannya berusaha keras menolong dengan mengulurkan tangan. Tetapi genggaman Arya terlepas. Remaja berusia 14 tahun itu pun hanyut.
Baca juga: Saya Sedang Bekerja Yulanda Tamimu Tidak Tahu Arya Pergi ke Sungai Bolango Gorontalo
Pengakuan keluarga Arya
Yulanda Tamimu (42), ibu dari Arya Husain, mengatakan dirinya tidak mengetahui anaknya pergi ke Sungai Bolango, Desa Tenggela, Kecamatan Tilango, Kabupaten Gorontalo.
Saat diwawancarai oleh TribunGorontalo.com pada Rabu (20/8/2025), Yulanda menceritakan terakhir kali Arya terlihat.
Awalnya, Yulanda menjemput Arya pulang sekolah. Mereka singgah di rumahnya di Desa Luwo'o untuk mengganti seragam.
"Pertama itu saya jemput anak saya di sekolah, lalu singgah di rumah untuk ganti baju," ungkap Yulanda.
Setelah itu, sekitar pukul 15.00 Wita, Arya diajak Yulanda ke tempat kerjanya yang masih berada di sekitar Desa Tenggela.
Karena sibuk dengan pekerjaan, Yulanda tidak menyadari ke mana Arya pergi. Sebab anaknya itu tidak berpamitan kepadanya.
"Saat saya sedang bekerja, saya sudah tidak tahu dia ke mana," tambahnya.
Sekitar pukul 17.00 Wita, teman-teman Arya berlarian mendatangi Alit Husain (17), kakak Arya, untuk mengabarkan bahwa adiknya telah tenggelam.
"Sekitar jam 5 sore, teman-temannya memberi tahu kalau Arya sudah hanyut," terang Yulanda.
Mendengar informasi itu, Yulanda langsung panik dan bergegas menuju lokasi untuk mencari anaknya.
"Kami pun langsung berlarian mencari Arya di titik pertama kali ia dinyatakan tenggelam," ujarnya.
Yulanda menuturkan, teman-teman Arya sempat berusaha menolong saat ia tenggelam, tetapi derasnya arus sungai membuat mereka tidak berhasil menyelamatkannya.
"Teman-temannya ini masih sempat membantu, tapi karena arus sungai sangat deras, jadi mereka tidak bisa menyelamatkan anak saya," jelas Yulanda.
(TribunGorontalo.com, Herjianto/Jefry)