Tribun Podcast

FULL Wawancara Eksklusif : Gubernur Gusnar Ismail Ungkap Gebrakan Pimpin Gorontalo, Ada 58 Traktor

Penulis: Herjianto Tangahu
Editor: Aldi Ponge
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gusnar Ismail : Saya sebut saja dulu koperasi tersebut ada di Kecamatan Telaga, kemudian di Tolangohula dan Ketiga di Marisa. 

Bisnisnya macam-macam tapi pada umumnya sebagai contoh penyalur LPG, pupuk benih, apotek, toko serba ada. 

Jadi masyarakat yang ada di situ sudah bisa langsung mendatangi koperasi itu karena harganya adalah harga dari distributor langsung sehingga lebih murah. 

TG : Kalau untuk MBG?

Gusnar Ismail : Kemudian MBG di Provinsi Gorontalo tahun ini kita ditargetkan kurang lebih ada 89 SPPG (satuan pelayanan pemenuhan gizi) atau dapur MBG. Sampai dengan hari ini kita baru mencapai sekitar 8 sampai 9.

Jumlah itu tersebar di kota Gorontal,  Kabupaten Gorontalo, sementara daerah lainnya belum.

Paling tidak sudah ada yang berdiri dan Jangan dilakukan terburu-buru. Ini sudah dilakukan dengan baik dan tetap memperhatikan target.

Pola mendirikan SPPG ini ada dua yang pertama pola pemerintahan yakni pemerintah daerah menyiapkan lahan dan konstruksinya dari pusat.

Kemudian metode yang kedua adalah metode mitra atau swasta. Dia yang cari bahannya dia yang bangun dan dia bekerja sama dengan BGN.

TG : Pak gub untuk swasembada pangan Gorontalo memiliki dua komoditi yakni pengembangan sapi dan jagung. Kira-kira seperti apa?

Gusnar Ismail :Kalau untuk jagung kita Gorontalo sudah berskala ekspor. Untuk menjaga kondisi tersebut saya sudah melapor dengan Menteri Pertanian dan kita mendapat 58 traktor besar.

Jumlah itu disebar di berbagai tempat. Traktor tersebut harus dikelola oleh dinas didistribusikan ke lapangan dan ditempatkan di shelter.

Di shelter itu, kelompok-kelompok tani yang ingin mengelola tanah silahkan lapor ke situ.

Jadi alat traktor itu tidak dimiliki oleh kelompok tani tertentu.

Kemudian untuk jagung ini Gorontalo diberi tugas untuk melakukan ekspor ke Filipina kurang lebih 50.000 ton. Pada bulan Mei kemarin stoknya sudah terkumpul kurang lebih sekitar Rp150.000 ton namun harganya belum bersesuaian.

Halaman
1234