Di tengah keputusasaan yang hampir merenggut harapan, sebuah keajaiban kembali menghampiri mereka.
Pada suatu malam yang gelap di tengah lautan, mereka dikejutkan oleh suara yang menyerupai lantunan ayat suci Al-Quran yang menggema dengan jelas.
“Bunyinya seperti orang mengaji. Keras sekali. Semua dengar. Padahal kami di tengah lautan, dan itu terdengar saat malam hari,” kenang Abdurrahman.
Suara misterius itu memberikan secercah harapan baru, menguatkan iman mereka untuk terus berdzikir dan memohon keselamatan kepada Sang Pencipta.
Tanpa sepengetahuan para nelayan, di kampung halaman, istri Abdurrahman, Sumini, ternyata tengah menggelar pengajian selama tiga hari berturut-turut, memohon doa keselamatan bagi suami dan awak kapalnya yang hilang kontak.
Sumini tak henti-hentinya meminta doa dari kiai, tokoh adat, hingga ulama dari Madura, kampung halaman mereka.
“Istri saya ternyata menggelar pengajian meminta doa selamat. Mungkin suara lafaz Allah yang bergema di tengah laut itu adalah doa yang dikirimkan kepada kami. Semua ini karena izin Allah. Alhamdulillah kami diselamatkan,” ungkap Abdurrahman dengan mata berkaca-kaca.
Pada Kamis (22/5/2025), penantian dan doa mereka akhirnya terjawab. Petugas dari Pos TNI AL Muncar, yang menerima laporan dari keluarga mengenai kehilangan kontak, berhasil menemukan Abdurrahman dan awak kapalnya dalam keadaan selamat di pesisir Pantai Plengkung, kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo.
Meskipun dalam kondisi lemah dan dehidrasi, mereka akhirnya berhasil kembali ke pelukan keluarga tercinta.
“Kami diselamatkan karena rahmat Allah dan doa-doa yang tak pernah putus,” tutup Abdurrahman, penuh syukur. (*)