Namun, pada 2018, Musk meninggalkan OpenAI. Empat tahun kemudian, OpenAI merilis ChatGPT dan langsung menjadi sensasi global—sayangnya tanpa kehadiran Musk di pusat perhatian.
Kesuksesan ini menjadikan Altman sebagai figur utama dalam revolusi AI, sementara hubungan keduanya semakin memburuk dan penuh dengan persaingan hukum.
Pekan lalu, dewan direksi OpenAI bahkan menolak tawaran Musk untuk membeli perusahaan tersebut senilai hampir $100 miliar, semakin memperdalam jurang persaingan di antara mereka.
Teknologi Jadi Prioritas Utama Pemerintahan Trump
Di bawah pemerintahan Trump, teknologi menjadi fokus utama. Para miliarder teknologi tampil menonjol dalam acara pelantikannya, dan Gedung Putih telah mengumumkan berbagai inisiatif besar untuk infrastruktur AI.
Musk kini memainkan peran penting dalam pemerintahan sebagai salah satu penasihat terdekat Trump dan kepala dari Departemen Efisiensi Pemerintah (Department of Government Efficiency/DOGE) yang baru dibentuk.
Departemen ini memulai reformasi radikal terhadap birokrasi pemerintah AS.
Namun, para kritikus memperingatkan bahwa kedekatan Musk dengan Trump dapat menimbulkan konflik kepentingan besar, terutama karena ia turut berperan dalam membentuk kebijakan dan regulasi terkait AI—salah satu sektor yang ia kuasai secara komersial.
Sementara itu, menurut laporan Bloomberg, xAI tengah mencari investor potensial untuk putaran pendanaan sekitar $10 miliar, yang akan memberikan valuasi perusahaan hingga $75 miliar.
Musk, yang juga menjabat sebagai CEO SpaceX dan Tesla, mendirikan xAI pada Juli 2023, tak lama setelah ia menandatangani surat terbuka yang menyerukan jeda dalam pengembangan model AI canggih.
Peluncuran Grok 3 menandai babak baru dalam persaingan AI global, dengan Musk berusaha mengukuhkan dominasinya dalam teknologi yang akan menentukan masa depan.(*)