TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Dugaan peredaran uang palsu di sekitar Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Aloe Saboe Kota Gorontalo semakin menemui titik terang.
Seorang tenaga teknis di RSUD Aloei Saboe (RSAS), Randa, mengungkap kronologi lengkap terkait uang yang diterimanya, yang belakangan diduga palsu.
Randa diketahui sebagai orang yang menggunakan uang tersebut untuk bertransaksi di kantin belakang RSUD Aloei Saboe.
Kejadian ini bermula dari insiden tragis pada 30 Desember 2024, saat seorang wanita bernama Juwita Jesica Pantow (19), asal Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, meninggal dunia setelah terjatuh di kawasan wisata Tangga 2000, Pohe, Kota Gorontalo.
Keesokan harinya, pada 31 Desember 2024, Randa bersama sejumlah petugas RSAS membantu keluarga korban dengan memberikan formalin pada jenazah.
Tindakan ini dilakukan agar jenazah dapat dibawa pulang ke Minahasa Selatan, mengingat perjalanan yang memakan waktu berjam-jam.
Sebagai bentuk apresiasi, Randa mengatakan keluarga korban memberikan tip kepada petugas pelayanan jenazah bernama Ka Bura. Randa juga mendapatkan bagian dari uang tersebut.
“Uang itu awalnya diberikan kepada Ka Bura, petugas yang bertugas saat itu. Dari Ka Bura, uang dibagikan kepada kami. Saya sendiri menerima uang Rp50 ribu. Alhamdulillah, uang itu langsung saya belanjakan,” ujar Randa kepada TribunGorontalo.com, Minggu (5/1/2024).
Namun, Randa menegaskan bahwa uang yang diterimanya saat itu terlihat sangat baru dan tidak mencurigakan.
“Ketika saya menerima uang itu, kondisinya masih baru, tidak ada yang luntur atau robek. Jadi, saya yakin itu uang asli dan langsung saya gunakan untuk membeli makan,” jelasnya.
Setelah menerima uang, Randa pergi ke kantin belakang RSAS untuk membeli makanan seharga Rp15 ribu.
“Saya berikan uang itu ke kantin, dan mereka langsung menerimanya tanpa ada kecurigaan. Uang kembalian pun diberikan, dan saya kembali ke rumah sakit,” katanya.
Namun, sekitar 10 menit kemudian, Randa didatangi oleh karyawan kantin yang mengabarkan bahwa uang yang digunakannya diduga palsu.
Ketika uang tersebut dikembalikan, kondisinya sudah berbeda, warnanya luntur, robek-robek, dan terlihat lusuh.
“Saya kaget. Bagaimana mungkin uang yang saya berikan bisa jadi palsu? Saat saya serahkan, kondisinya masih baru seperti baru ditarik dari ATM,” tegasnya.