TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo -- Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) Provinsi Gorontalo tahun 2025 hanya Rp 1,6 Triliun.
Jumlah tersebut turun dari APBD Provinsi Gorontalo pada 2024 sebesar Rp 1.889.650.798.120 sedangkan pendapatan APBD 2023 sebesar Rp 1.832.296.976.495.
Untuk belanja daerah dalam APBD Gorontalo 2024 yakni sebesar Rp 1.934.952.916.787 atau naik 4,36 persen atau Rp 80.896.727.363 dari APBD 2023 sebesar Rp 1.854.056.189.424
"Saat ini APBD masih dievaluasi di Kementerian Dalam Negeri," ujar Sudarman Samad, Sekretaris Dewan Provinsi Gorontalo, Jumat (13/12/2024).
Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Thomas Mopili mengatakan ada indikasi perubahan postur APBD Provinsi Gorontalo 2026
"Ada indikasi berubahnya APBD Provinsi Gorontalo tahun 2025," ujar Thomas saat diwawancarai TribunGorontalo.com.
Biasanya kata Thomas evaluasi APBD di Kemendagri hanya berlangsung sekitar dua minggu.
Namun hingga kini memasuki dua bulan pasca ditetapkan, evaluasi tersebut belum kembali.
"Ada sinyal APBD ini akan berubah," imbuhnya.
Hal itu didasarkan pada kondisi negara yang mengalami kesulitan terhadap APBN.
Ia menambahkan, pihaknya tidak bisa memprediksi program-program yang sudah diusulkan bisa terakomodir.
"Kita baru bisa menjawab setelah APBD kita kembali," pungkasnya.
Meski begitu, politisi senior Golkar ini tetap optimis mendukung segala bentuk program prioritas nasional di daerah.
Sebagai informasi, APBD Provinsi Gorontalo 2025 telah resmi ditetapkan Pemerintah Provinsi Gorontalo bersama DRPD Provinsi Gorontalo pada Rapat Paripurna ke-158 Pembicaraan Tingkat II, di Ruang Rapat DPRD pada awal september lalu.
Badan Anggaran (Banggar) DPRD dan Tim Anggaran Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo telah menyepakai postur APBD sebesar Rp 1,604 triliun.
Pendapatan APBD Provinsi Gorontalo 2025 terdiri
- Pendapatan asli daerah (PAD) sejumlah Rp 403,362 miliar,
- Pendapatan transfer mencapai Rp 1,201 triliun
- Pendapatan lainnya berjumlah Rp400 juta.
Belanja APBD Provinsi Gorontalo terdiri
- Belanja operasi sebesar Rp 1,404 triliun,
- Belanja modal Rp 73,506 miliar,
- Belanja tidak terduga Rp 5 miliar
- Belanja transfer sejumlah Rp 160, 072 miliar. (*/Jian)