Viral Lokal

2 Wanita Pembuat Konten Pernikahan Adat Gorontalo Minta Maaf Setelah Dikecam Netizen, Akui Iseng

Penulis: Redaksi
Editor: Wawan Akuba
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua wanita pembuat konten menikah dengan adat Gorontalo.

TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo — Setelah menerima kritik dan kecaman dari netizen, dua wanita di Pohuwato pembuat konten pernikahan adat Gorontalo, akhirnya menyampaikan permintaan maaf

Foto yang menampilkan keduanya mengenakan busana adat Gorontalo dalam prosesi pernikahan tradisional viral di media sosial sejak Minggu (27/10/2024), dan menuai berbagai reaksi dari masyarakat.

Dalam video klarifikasi yang diposting di media sosial TikTok Senin (28/10/2024) kedua wanita masing-masing Dela Kasim dan Indah S Ahmad itu meminta maaf kepada warga Gorontalo. 

Keduanya mengakui bahwa niat awal mereka hanya untuk hiburan, tanpa bermaksud merusak atau menyinggung sakralitas budaya Gorontalo.

"Kami di sini ingin mengklarifikasi atas postingan kami menggunakan baju adat Gorontalo. Kami melakukan pemotretan tesebut hanya sekedar berfoto saja," ungkap keduanya. 

Respons permintaan maaf ini muncul setelah banyaknya komentar dari warganet yang menilai bahwa tindakan tersebut bisa melunturkan penghormatan terhadap adat dan budaya pernikahan tradisional Gorontalo. 

Bagi masyarakat setempat, prosesi pernikahan adat bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai luhur yang seharusnya dihormati.

“Kami tidak bermaksud lain. Kami memohon maaf kepada seluruh masyarakat Gorontalo dan pihak-pihak terkait atas perilkau kami yang tidak baik. Dan kami berjanji tidak akan mengulangi kesalahan kami tersebut," tegas keduanya. 

Walaupun permintaan maaf sudah disampaikan, sejumlah netizen mengungkapkan harapan agar kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa depan. 

Beberapa warganet juga mengingatkan pentingnya penghormatan terhadap adat dan budaya lokal yang menjadi identitas masyarakat Gorontalo.

Ungkapan permintaan maaf ini diharapkan dapat meredakan kecaman masyarakat dan menjadi pelajaran penting agar setiap konten kreatif tetap menghormati nilai-nilai budaya, terutama budaya lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat. (*)