"Saat itu saya masih menunggu hasil visum anak saya, setelah itu menentukan langkah selanjutnya. Lalu saya balik ke RS Aloe Saboe," jelas MG.
Sekira pukul 19.00 Wita, MG mendapatkan bukti video detik-detik sebelum AR tak sadarkan diri.
Dalam video tersebut terekam jelas perlakuan empat siswa terhadap AR.
MG juga meminta penjelasan dari AR yang baru saja siuman.
AR mengaku dipaksa oleh empat temannya agar mau patungan membeli minuman keras.
Namun saat itu AR hanya memiliki uang Rp15 ribu.
"Anak saya bilang uangnya cuma cukup untuk beli makan tapi temannya memaksa, dan meminta anak saya untuk hutang dulu kalau makan," ungkap MG.
MG menduga anaknya dipalak oleh terduga pelaku.
Setelah itu terduga pelaku dan korban meminta izin keluar sekolah untuk mengurus ijazah.
Padahal mereka pergi membeli miras.
AR kala itu diduga dipaksa untuk meminum miras.
"Pengakuan anak saya dia mau berhenti tapi dipaksa. Tambah lagi, tambah lagi kata temannya. Sampai anak saya tidak bisa melakukan apapun," ucap MG.
Tak hanya itu, AR juga diduga dianiaya selama pesta miras itu.
Hal itu dibuktikan dalam video yang beredar, tampak terduga pelaku menendang punggung AR.
Berdasarkan bukti dan juga penjelasan AR, MG lantas melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Kota Utara sekira pukul 21.30 Wita.
MG berharap kejadian dugaan perundungan ini menjadi pelajaran untuk semua pihak.
"Kami berharap ini jadi pelajaran ini tidak terjadi sama orang lain. Kami menempuh jalur hukum, kemudian ada pembelajaran yang baik untuk ke depannya," tegasnya.
Sampai pada Rabu (11/9/2024) malam, kondisi AR sudah membaik namun belum keluar dari rumah sakit.
Ikuti Saluran WhatsApp TribunGorontalo untuk informasi dan berita menarik lainnya