TRIBUNGORONTALO.COM, Gorontalo – Zulpan Hali (53) membagikan kisahnya menjadi tukang ojek di tambang emas di Kecamatan Suwawa Timur, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.
Zulpan mengaku sudah 14 tahun menyewakan jasa pengantar bagi para penambang.
"Sudah hampir 15 tahun saya di sini, tambang saja sudah 25 tahun," ujarnya kepada TribunGorontalo.com, Rabu (10/7/2024).
Tak tanggung-tanggung, Zulpan meraup omzet Rp3 juta dalam sebulan.
Tiap penumpang dipatok seharga Rp 200 ribu rupiah sekali berangkat hingga titik bor (tibor).
Namun penghasilan itu dinilai tak sebanding risiko mengantar penumpang ke lokasi tambang.
Jarak sekira 23 kilometer (km) itu ditempuh 2-3 jam jika cuaca cerah.
Sementara ketika hujan turun, ia mengaku sukar dilewati karena jalanan becek dan berlubang.
Jalanan aspal hanya sepanjang 50 meter membentang di desa Kamiri.
Sehingga waktu normal 2-3 jam bisa menjadi 6-7 jam untuk sampai ke lokasi tambang.
"Kalau ojek sudah pengalaman kadang bisa sampai atas (lokasi tambang) menggunakan motor trail," lanjutnya.
Selama menjalani pekerjaan ini, Zulpan sering kali menemui kendala pada sepeda motornya.
Diketahui, peristiwa longsor yang terjadi di tambang emas Suwawa, Kabupaten Bone Bolango. Provinsi Gorontalo, pada Minggu (7/7/2024) dini hari
Hingga Selasa (9/7/2024) malam pukul 23.00 Wita, jumlah korban akibat longsor di lokasi tambang mencapai 137 orang.
Sebanyak 23 korban di antaranya meninggal, 81 orang selamat dan 33 lainnya masih dicari.