Ia juga menambahkan biasanya puncak keramaian Terminal Dungingi hanya pada saat Nataru.
Sebab perantau yang nonmuslim di Gorontalo berbondong-bondong untuk pulang ke kampung halaman mereka.
"Ke Manado, Poso, Bitung. Yang pasti lebih banyak di Natarunya," tambahnya.
Kendati begitu, pihaknya tetap mempersiapkan antisipasi jika terjadi lonjakan penumpang.
Sebanyak 70 bus siap beroperasi mengantarkan penumpang ke beberapa wilayah jangkauan Terminal bus.
Walaupun demikian tidak jarang bus ini dijadikan sebagai alternatif kala tidak ada pilihan.
Misalnya Mustika Dewi (44), Pemudik asal Palu, ia telah bersiaga di terminal sejak pagi.
Ia memilih menggunakan bus karena tidak ada pilihan lain. Sebab Mustika biasanya mudik bersama suaminya.
Karena suaminya sedang bertugas, sehingga tidak bisa membawa kendaraan pribadi.
"Ini mudik berempat sama anak-anak. Udah persiapan bawa camilan biar tidak bosan selama di bus," katanya
Selain itu menurutnya dengan jumlah anggota keluarga yang banyak, menggunakan bus adalah pilihan yang bijak.
"Dapet Rp 175 ribu per orang, lumayanlah untuk harga segitu," tutupnya.(*/Fernandes)