Pilpres 2024

Kata PDIP soal Kritik Akademisi Terhadap Jokowi: Persoalan Serius, Tak Boleh Dianggap Remeh

Editor: Nandaocta
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto usai Senam Sicita di Lapangan Banteng, Jakarta, Jumat (20/5/2022). Terbaru, banyaknya kritik yang dilayangkan para akademisi kepada Jokowi mendapat tanggapan dari Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.

TRIBUNGORONTALO.COM - Saat ini, banyak akademisi dari berbagai Universitas di Indonesia baik negeri maupun swasta melayangkan kritiknya pada pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Banyaknya kritik yang dilayangkan para akademisi ini kemudian mendapat tanggapan dari Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto.

Hasto mengatakan jika Universitas sebagai cermin kekuatan kebenaran, kekuatan moral, kekuatan untuk mengedepankan pengetahuan dan penguasaan teknologi sudah bersikap, maka ada yang tidak beres dalam demokrasi Indonesia.

 

 

Baca juga: Makin Banyak Kampus yang Kritik Jokowi, Unpad dan UMY Ikuti Jejak UI hingga UGM

"Ketika dengan politik hati nurani, perguruan tinggi sudah menyampaikan sikapnya dan ini diikuti oleh perguruan tinggi besar baik negeri maupun swasta, ini menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia menghadapi persoalan yang serius," kata Hasto di GBK, Jakarta Pusat, Sabtu (3/2/2024).

Hasto menyebut ada bentuk intimidasi yang dilawan para akademisi yang melontarkan kritikan itu.

"Pergerakan dari elemen perguruan tinggi ini tak boleh dianggap remeh karena ini melawan berbagai bentuk intimidasi," ucapnya.

Menurut Hasto, pasangan calon nomor urut 3, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD hadir untuk menjaga marwah demokrasi.

"Pasangan Ganjar-Mahfud datang untuk mengggelorakan demokrasi dari rakyat oleh rakyat, untuk rakyat," ucapnya.

Baca juga: Langkah Mahfud MD yang Mundur dari Jabatan Menteri Jokowi Dinilai Terlambat, Kenapa?

Sebagai informasi, sejumlah akademisi Universitas Gadjah Mada atau UGM menyampaikan Petisi Bulaksumur sebagai bentuk keprihatinan terhadap dinamika perpolitikan nasional dan pelanggaran prinsip demokrasi menjelang Pemilu 2024.

Petisi ini dibacakan Guru Besar Fakultas Fakultas Psikologi, Prof Koentjoro didampingi sejumlah puluhan Guru Besar, akademisi, alumni dan aktivis BEM KM UGM, di Balairung Gedung Pusat UGM, Rabu (31/1/2024).

Setelah Universitas Gadjah Mada, civitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) menyampaikan pernyataan sikap "Indonesia Darurat Kenegarawanan".

Selanjutnya menyusul sejumlah akademisi dari Universitas Indonesia (UI) turut menyampaikan kritikan terhadap Jokowi.

Selanjutnya kritik terhadap pemerintah Jokowi pun datang dari civitas akademika Universitas Padjadjaran Bandung.

Kritik terbuka terhadap kepemimpinan Jokowi itu disampaikan melalui Seruan Padjadjaran yang dibacakan Sabtu, 3 Februari 2024 dan dihadiri  civitas akademika Universitas Padjadjaran (Unpad), termasuk rektor, senat akademik, ketua dewan profesor dan para guru besar serta dosen Unpad.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PDIP Sebut Kritik Akademisi Terhadap Jokowi Tak Bisa Dianggap Remeh