Pria akrab disapa Ato ini mewakili teman-temannya menyatakan tidak setuju penerapan QRIS.
"Banyak jukir di sini yang belum pegang Android, ada juga yang mempermasalahkan upah," ucap Ato kepada TribunGorontalo.com, Sabtu (12/1/2024).
Jika sistem pembayaran gaji para Jukir diterima per bulan, mereka sepakat menolak usulan itu.
"Teman-teman saya ini mau cari uang dalam sehari untuk makan itu sudah sangat susah. Apalagi kalau gajinya ditentukan per bulan, semakin siksa kami," ujarnya.
Dia berharap pemerintah Kota Gorontalo dapat memperhatikan kondisi para jukir.
"Alangkah baiknya pemerintah dan kami bisa rembuk dulu untuk bahas sistem QRIS ini," tandas Ato.